Selasa 21 Mar 2023 09:26 WIB

Putin: Rusia Bisa Batalkan Kesepakatan Ekspor Gandum

Sebelumnya Rusia setuju memperpanjang perjanjian Gandum Laut Hitam selama 60 hari.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Gandum (Ilustrasi). Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan kembali pada Senin (20/3/2023), bahwa Moskow telah setuju untuk memperpanjang kesepakatan yang memungkinkan ekspor biji-bijian serealia Ukraina ke pasar global hanya selama 60 hari. Namun Putin mengancam kesepakatan tersebut bisa ia batalkan sama sekali jika persyaratannya tidak terpenuhi.
Foto: EPA-EFE/KHALED ELFIQI
Gandum (Ilustrasi). Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan kembali pada Senin (20/3/2023), bahwa Moskow telah setuju untuk memperpanjang kesepakatan yang memungkinkan ekspor biji-bijian serealia Ukraina ke pasar global hanya selama 60 hari. Namun Putin mengancam kesepakatan tersebut bisa ia batalkan sama sekali jika persyaratannya tidak terpenuhi.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan kembali pada Senin (20/3/2023), bahwa Moskow telah setuju untuk memperpanjang kesepakatan yang memungkinkan ekspor biji-bijian serealia Ukraina ke pasar global hanya selama 60 hari. Namun Putin mengancam kesepakatan tersebut bisa ia batalkan sama sekali jika persyaratannya tidak terpenuhi.

Berbicara pada pertemuan parlemen di Moskow yang dihadiri oleh anggota parlemen dari negara-negara Afrika, Putin menekankan bahwa Rusia mengharapkan fasilitasi ekspor produk pertaniannya sendiri sebagai bagian dari paket kesepakatan ekspor biji-bijian serealia tersebut.

Baca Juga

“Penerapan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang adil dan komprehensif hanya dapat dipastikan jika posisi kami diperhitungkan, dan bergantung pada itu kami akan menangani masalah partisipasi lebih lanjut kami di dalamnya,” kata Putin.

AS dan Turki menjadi perantara kesepakatan Juli yang mengizinkan Ukraina, sebagai salah satu lumbung utama pangan serealia dunia, untuk mengirimkan makanan dan pupuk dari tiga pelabuhan Laut Hitamnya. Perjanjian 120 hari itu diperbarui November lalu, dan Rusia setuju untuk memperpanjangnya lagi ketika berakhir pada hari Sabtu. Namun Rusia mencatat pihaknya hanya menerima perpanjangan 60 hari saja.