REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amazon mengungkapkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 9.000 karyawannya selama beberapa pekan mendatang. Di antara para karyawan yang terdampak berasal dari layanan web Amazon, tim pengalaman orang dan solusi teknologi, periklanan, dan Twitch.
Jika dikombinasikan dengan PHK sebelumnya, jumlahnya menjadi 27 ribu yang diumumkan Amazon selama empat bulan terakhir. “Mengingat situasi ekonomi yang tidak pasti, kami memilih untuk lebih merampingkan biaya dan jumlah karyawan," kata CEO Amazon Andy Jassy, dilansir Mashable, Selasa (21/3/2023).
Kabar tentang 9.000 PHK ini datang hanya beberapa bulan setelah Amazon mengungkapkan rencana melepaskan sekitar 8.000 karyawan pada Januari dan 10 ribu pada November lalu. Sayangnya, pemotongan terbaru mungkin bukan yang terakhir.
Sebab, ini bagian dari analisis berkelanjutan tentang peran Amazon dalam upaya bertahan di ketidakpastian situasi ekonomi saat ini. Amazon bertujuan menyelesaikan keputusannya tentang siapa yang akan dipangkas pada pertengahan hingga akhir April meskipun perusahaan masih akan melakukan perekrutan terbatas di bidang strategis.
"Kami tentu saja akan mendukung mereka yang harus kami lepaskan dan akan memberikan paket yang mencakup pembayaran perpisahan, tunjangan asuransi kesehatan transisi, dan dukungan penempatan kerja eksternal," ujar dia.
Saat ini merupakan waktu yang buruk untuk bekerja di bidang teknologi. Selain Amazon, beberapa perusahaan teknologi besar lainnya juga mengalami PHK yang signifikan, termasuk PayPal, Spotify, Google, Microsoft, Twitter, dan Vimeo.