Selasa 21 Mar 2023 13:03 WIB

Diawasi Ketat, Pengguna Aktif TikTok di Amerika Serikat Bertambah

Washington semakin gencar menekan TikTok.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
(Foto: ilustrasi aplikasi TikTok)
Foto: Pixabay
(Foto: ilustrasi aplikasi TikTok)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- TikTok mengatakan aplikasi video pendek itu kini memiliki 150 juta pengguna aktif setiap bulan di Amerika Serikat (AS). Naik dari 100 juta pengguna pada tahun 2020 lalu.

Data aplikasi milik perusahaan Cina itu disampaikan Senin (20/3/2023). Sebelum CEO TikTok  Shou Zi Chew menyampaikan kesaksian di Komite Energi dan Perdagangan House of Representative AS pada Selasa (21/3/2023).

Baca Juga

Pada Jumat (17/3/2023) lalu bertambah enam Senator AS yang mendukung legislasi untuk memberi Presiden Joe Biden wewenang baru untuk melarang TikTok atas alasan keamanan nasional. Pekan lalu TikTok mengatakan pemerintah Biden meminta pemilik TikTok di Cina melepas sahamnya atau aplikasi itu akan dilarang di AS.

Washington semakin gencar menekan TikTok termasuk banyak anggota Kongres yang mendesak aplikasi itu dilarang karena dikhawatirkan data penggunaannya dapat digunakan pemerintah Cina. Pada September 2021 lalu TikTok mengatakan mereka memiliki 1 miliar pengguna aktif setiap bulan di seluruh dunia.

Menurut ketua komite intelijen Senat AS Mark Warne data pengguna TikTok tidak aman. Ia salah satu anggota Kongres yang mendukung legislasi memberi wewenang lebih banyak pada pemerintah untuk melarang TikTik.

"Gagasan nasional bahwa data itu dapat lebih aman di bawah hukum (Partai Komunis Cina) tidak lolos uji kridibel," katanya di Christian Science Monitor.

TikTok mengatakan sudah menghabiskan 1,5 miliar dolar AS untuk memperkuat keamanan datanya dan menolak tuduhan digunakan untuk mata-mata. "Bila melindungi keamanan nasional adalah tujuannya, penarikan saham tidak akan menyelesaikan masalah: perubahan kepemilikan tidak menerapkan pembatasan baru dalam aliran dan akses data," kata TikTok.

Data terbaru menunjukkan TikTok semakin populer di dunia terutama bagi anak muda Amerika. Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengatakan mungkin akan ada konsekuensi politik bila AS melarang TikTok.

"Politisi dalam diri saya berpikir, anda akan kehilangan setiap suara di bawah 35 tahun, selamanya," kata Raimondo pada Bloomberg News.

Beberapa kreator konten TikTok akan datang ke Washington pada pekan ini. Mereka akan menyampaikan pendapat apakah aplikasi itu perlu dilarang atau tidak.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement