Selasa 21 Mar 2023 16:19 WIB

Sambut Hari Raya Nyepi, Ini Potret Kemeriahan Pawai Ogoh-Ogoh di Kota Malang

Pawai ini tidak hanya disaksikan para penganut Hindu tetapi umat agama lainnya.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Suasana kegiatan pawai ogoh-ogoh di sekitar Balai Kota Malang, Selasa (21/3/2023). Kegiatan ini dalam rangka menyambut perayaan Hari Nyepi yang jatuh pada 22 Maret 2023.
Foto: Republika/Wilda Fizriyani 
Suasana kegiatan pawai ogoh-ogoh di sekitar Balai Kota Malang, Selasa (21/3/2023). Kegiatan ini dalam rangka menyambut perayaan Hari Nyepi yang jatuh pada 22 Maret 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ada yang berbeda dan menarik di sekitar area Balai Kota Malang pada Selasa (21/3/2023). Lokasi tersebut dihadiri para penganut Hindu se-Malang Raya yang tengah sembahyang lalu dilanjutkan dengan mengadakan pawai ogoh-ogoh.

Adapun kegiatan pawai ogoh-ogoh dilaksanakan dengan cara berkeliling di sekitar jalan Balai Kota Malang. Setidaknya ada 10 ogoh-ogoh yang disajikan dalam kegiatan tersebut. Ogoh-ogoh tersebut antara lain Sang Yamadhipati, Kraken, Gamang Hanamaya, Bade Mas, Nyi Rarung, Paksi Ireng, Mahesa Sura, Sang Kala Lobha, Hidimba, dan Dewa Siwa Jagatpati.

Berdasarkan pengamatan Republika, pawai ini tidak hanya disaksikan para penganut Hindu tetapi umat agama lainnya. Hal ini mengindikasikan tingginya nilai toleransi di masyarakat Kota Malang.

Sekretaris Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Malang, I Made Wartana mengatakan, pawai ogoh-ogoh ini merupakan pertama kalinya sejak pandemi Covid-19. Sebelumnya, umat Hindu mengadakan acara tersebut secara ekslusif di masing-masing pura.

"Sekarang yang benar itu acaranya di perempatan apalagi titik nol pusat kota. Nah, kebetulan kita diberi izin sehingga untuk pertama kali kita melaksanakan di titik nol Kota Malang," jelas I Made Wartana saat ditemui wartawan di Balai Kota Malang, Selasa (21/3/2023).

Menurut I Made Wartana, pelaksanaan ibadah dan pawai ogoh-ogoh di titik nol pusat kota merupakan hal tepat untuk dilakukan. Sebab, upacara tersebut setidaknya dapat menetralisasi buto yang ada di alam semesta.

Dalam hal ini termasuk unsur-unsur buto pada diri sendiri seperti sifat marah, benci, dengki, dan lain-lain. Dari hal tersebut, maka diperlukan upaya pembersihan diri secara ritual dan spritual.

"Sehingga kalau ini bersih alam semesta, mudah-mudahan besok kita masuki Nyepi kita betul-betul khusyuk. Mudah-mudahan juga teman-teman Muslim yang melaksanakan ibadah puasa dilancarkan," kata dia menambahkan.

Sementara itu, Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk memfasilitasi semua umat beragam di Kota Malang. Dengan kata lain, termasuk menyediakan tempat untuk umat Hindu yang melaksanakan kegiatan keagamaannya di sekitar Balai Kota Malang.

Pihaknya selalu siap memfasilitasi selama digunakan untuk hal baik. Sutiaji juga memintra seluruh warga untuk menunjukkan bahwa Malang milik bersama.

Dengan demikian, Kota Malang nantinya dapat menampilkan simbol kebaikan terutama sebagai umat beragama. Kemudian juga dapat menghapus hal-hal yang buruk ke depannya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement