Selasa 21 Mar 2023 17:51 WIB

Airlangga: Perdagangan Indo-Pasifik Dorong Pertumbuhan Dunia

Pemerintah dan Kadin berupaya memperkuat kerja sama perdagangan.

Rep: Novita Intan/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Pemerintah bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkuat dan memperluas kerja sama perdagangan melalui jaringan bisnis di kawasan Indo-Pasifik dalam forum bisnis Indo-Pacific Chamber of Commerce and Industry (IPCC).
Foto: Istimewa
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Pemerintah bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkuat dan memperluas kerja sama perdagangan melalui jaringan bisnis di kawasan Indo-Pasifik dalam forum bisnis Indo-Pacific Chamber of Commerce and Industry (IPCC).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkuat dan memperluas kerja sama perdagangan melalui jaringan bisnis di kawasan Indo-Pasifik dalam forum bisnis Indo-Pacific Chamber of Commerce and Industry (IPCC). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kawasan Indo-Pasifik adalah salah satu kawasan yang mendorong pertumbuhan ekonomi dunia. Diharapkan, kerja sama ini dapat memberikan gagasan yang dapat ditindaklanjuti untuk memperkuat Indo-Pasifik sebagai kawasan utama perdagangan dan investasi.

"Selain negara sendiri, saat ini pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk mencapai pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan di kawasan Indo-Pasifik dan ASEAN,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (21/3/2023).

Baca Juga

Forum bisnis IPCC yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, pada 18 Maret 2023 merupakan sideline event dari Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang mengumpulkan para pebisnis, pejabat pemerintah, asosiasi bisnis dan pemangku kepentingan dari berbagai negara dapat berdialog mengenai peluang dan tantangan, sehingga membentuk kerangka kerja baru bagi keterlibatan ekonomi regional wilayah Indo-Pasifik, terutama sektor digitalisasi, rantai pasok, dan energi bersih.

Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid menambahkan banyak negara menghadapi kesulitan dalam menyusun strategi kemitraan Indo-Pasifik serta berbagai inisiatif bilateral, regional, dan multilateral tanpa keterlibatan sektor swasta.

“Beberapa pertanyaan utama dari sektor swasta terkait Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) meliputi bagaimana kerangka kerja IPEF, bagaimana sektor swasta dapat memperoleh manfaat nyata dari kerangka ini, dan apakah kita bisa mendapatkan akses yang lebih baik ke pasar Amerika Serikat melalui kerangka kerja ini,” ucapnya.

Menurutnya, saat ini IPEF memerlukan kemitraan ekonomi yang konkret dan pengembangan substansi yang lebih konsisten, sehingga memberikan manfaat yang lebih nyata bagi negara-negara di kawasan Indo-Pasifik. Selain itu, karena waktu kerja IPEF yang relatif singkat, maka sektor swasta memegang peran yang sangat krusial dalam menjaga keberlanjutan dan dampak jangka panjang dari IPEF.

"Melalui forum ini, diharapkan sektor swasta dan berbagai pihak dapat berkontribusi dalam menciptakan kerja sama, stabilitas, kemakmuran, pembangunan, dan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik, sembari memberikan manfaat nyata, merangsang aktivitas ekonomi dan investasi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," ucapnya.

Terlebih, Arsjad mengatakan banyak misi penting yang digerakkan oleh IPEF sejalan dengan tema Keketuaan ASEAN 2023, yaitu ASEAN Centrality: Innovating Toward Greater Inclusivity.

Saat ini Kadin Indonesia ditunjuk menjadi ketua pada acara Keketuaan ASEAN-BAC 2023, lanjutnya, dengan fokus bersama pada digitalisasi, ketahanan rantai pasokan, dan transisi energi bersih, maka keterlibatan ASEAN di Indo-Pasifik dapat memajukan perannya dalam membentuk arsitektur ekonomi global.

Maka itu Arsjad menegaskan pentingnya untuk menjalin kerjasama yang konkret antara sektor swasta, pemerintah, dan IPEF, terutama dalam memastikan dampak jangka panjang dan keberlanjutan bagi masyarakat di Kawasan Indo-Pasifik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement