REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Juan Dovandi (21 tahun) kini sudah bebas menjalankan ibadah setelah beberapa tahun harus diam-diam menjalankan Islam. Dahulu dia terpaksa merahasiakan keislamannya dari keluarga.
Juan Dovandi merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Kisah hidupnya cukup pelik, karena sejak balita telah ditinggal ibunya pergi tanpa kabar.
Tak hanya ibu, ayahnya pun dua tahun kemudian pergi meninggalkan dia dan adiknya. Semula dia hendak dititipkan di panti asuhan, namun saudari ayahnya iba sehingga merawat keduanya hingga saat ini.
Tantenya seorang non-Muslim, sehingga sejak kecil dia diajarkan agama tantenya. Kemudian ketika menginjak kelas empat SD, Juan daftar ulang dan tidak sengaja melihat kartu keluarga milik keluarganya.
Saat itu, Juan belum terdaftar di kartu keluarga tantenya. "Saya melihat ada nama ibu saya dan beragama Islam dan juga nama saya dan adik saya yang Islam, "ujar dia kepada Republika.co.id, beberapa waktu lalu.
Saat itu Juan bertanya-tanya dalam hati karena agama yang dianutnya saat itu berbeda dengan yang ada di kartu keluarganya. Namun dia tak berpikir panjang sampai satu ketika hidayah sampai kepadanya.
Ketika kelas empat SD, sebagai non -Muslim biasanya saat belajar agama Islam, siswa diperbolehkan keluar kelas. Tetapi tidak dilakukan Juan yang saat itu bersekolah di sekolah negeri.
Juan merasa penasaran dengan hal yang dipelajari Muslim. Juan yang keturunan Tionghoa kental dengan adat budaya dalam kesehariannya kemudian rutin ikut dalam pelajaran agama Islam.
Dia tertarik dengan kisah Nabi Ibrahim tentang pencarian Tuhan. Bahwa dalam mencari Tuhan, Ibrahim AS pernah bertanya tentang patung yang disembah ayah dan masyarakatnya saat itu.
Tetapi anehnya patung tersebut bisa dirusak. Ibrahim pun kemudian melakukan perjalanan dalam mencari Tuhan. Dia pernah bertanya tentang bintang yang bersinar apakah Tuhan tetapi keindahannya kalah dengan bulan. Demikin juga dengan bulan yang ternyata tenggelam saat matahari terbit dengan cahayanya yang lebih terang.
Kemudian hingga akhir, Ibrahim yakin bahwa Tuhan adalah yang menciptakan semua hal yang telah dilihatnya. Kisah tersebut terdapat dalam Alquran, Al Anam ayat 76-79.
Juan kemudian terus mempelajari Islam hingga kelas enam SD dan wali kelasnga tahu keinginan dia untuk memeluk Islam. Wali kelasnya menguatkan keyakinannya, dia sempat ragu karena keluarga yang telah membesarkan pasti melarangnya.
Baca juga: Perang Mahadahsyat akan Terjadi Jelang Turunnya Nabi Isa Pertanda Kiamat Besar?
Sejak mempelajari Islam, Juan tidak pernah lagi ikut ibadah tantenya. Ada saja alasan yang dia buat untuk menghindari ajakannya namun tetap saja terkadang dia terpaksa ikut.
Hingga kelas delapan SMP, Juan semakin bertekad ingin membahas masalah agamanya. Benar saja, tantenya marah besar dan hendak mengusirnya.
"Sejak saat itu saya tidak lagi membahas masalah agama dengan bibi saya, dan akan terang-terangan dengan keislaman saya jika telah bekerja dan mandiri,"ujar dia
Karena dia merasa masih bergantung dengan keluarga bibinya maka dia menuruti kehendak bibinya. Namun diam-diam, Juan telah bersyahadat tanpa sepengetahuan bibinya.
Dia juga diam-diam belajar sholat dan menyembunyikan buku-buku Islam termasuk Jumat ada mengaji Yasin. Itu semua dia ikuti di sekolah.