REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Peran hutan dalam pembangunan berkelanjutan menjadi agenda utama pada acara Hari Hutan Internasional yang diselenggarakan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), di Roma, Selasa (21/3/2023). Edisi ke-11 Hari Hutan Internasional juga diperingati di seluruh dunia.
"Salah satu tujuan dari acara tersebut untuk memastikan kesehatan lingkungan dan masyarakat yang sehat dengan menggarisbawahi bagaimana perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan kawasan hutan dunia perlu menjadi prioritas utama mengingat kontribusi penting mereka terhadap mata pencaharian, nutrisi, keanekaragaman hayati dan mengatasi dampak krisis iklim," kata FAO.
Direktur Jenderal FAO Qu Dongyu menyerukan kerja sama internasional yang lebih besar untuk melindungi hutan dunia. "Kita perlu meningkatkan dan mempercepat aksi, sekarang, dan bersama-sama," kata Qu, mantan Wakil Menteri Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Cina.
"Kita membutuhkan komitmen kuat dari pemerintah, organisasi internasional, sektor publik dan swasta, masyarakat sipil, akademisi, dan kita masing-masing secara individu. Kita perlu meningkatkan restorasi hutan melalui pengelolaan hutan lestari yang memberikan manfaat bagi manusia dan planet ini," ujar Qu. .
Menurut data FAO, hampir 1 miliar orang secara global bergantung pada hutan sebagai sumber pangan dan gizi. Hutan merupakan penyangga penting terhadap peristiwa cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim, sekaligus menyerap gas rumah kaca. Selain itu, keanekaragaman hayati di hutan membantu mengembangkan penyembuhan penyakit.