Rabu 22 Mar 2023 10:29 WIB

Negara-negara Arab Kutuk Pernyataan Kontroversial Menkeu Israel

Dalam pidatonya, Menkeu Israel mengatakan bahwa tidak ada orang Palestina.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Mneteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich (tengah) dalam pidatonya mengatakan bahwa tidak ada orang Palestina.  Otoritas Palestina, Mesir, dan Yordania mengutuk pernyataan Smotrich,
Foto: AP/Sebastian Scheiner
Mneteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich (tengah) dalam pidatonya mengatakan bahwa tidak ada orang Palestina. Otoritas Palestina, Mesir, dan Yordania mengutuk pernyataan Smotrich,

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Otoritas Palestina, Mesir, dan Yordania mengutuk pernyataan menteri Israel yang menyangkal keberadaan rakyat Palestina. Mereka menyebut pernyataan itu rasis.

Yordania memanggil duta besar Israel untuk melayangkan teguran. Menteri Keuangan sayap kanan Israel Bezalel Smotrich telah menghadapi teguran internasional pada awal Maret, setelah menyerukan agar sebuah kota Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat dimusnahkan. Dia melontarkan pernyataan tersebut setelah pemukim Yahudi mengamuk, kemudian membunuh seorang warga Palestina dan membakar mobil dan rumah.

Baca Juga

Dalam sebuah pertemuan di Paris pada Ahad (19/3/2023), Smotrich kembali melontarkan pernyataan kontroversial. Dalam pidatonya, dia mengatakan bahwa tidak ada orang Palestina. 

“Tidak ada orang Palestina, karena tidak ada orang Palestina,” kata Smotrich mengutip aktivis Zionis Prancis-Israel Jacques Kupfer.

Smotrich mengutip alkitabah bahwa tanah Palestina adalah tanah yang dijanjikan untuk Israel. Smotrich mengklaim tanah pendudukan Palestina sebagai kebenaran sejarah.

“Setelah 2.000 tahun Tuhan mengumpulkan umat-Nya. Orang-orang Israel kembali ke rumah. Ada orang Arab di sekitar yang tidak menyukainya, jadi apa yang mereka lakukan?  Mereka mengarang orang fiktif dan mengklaim hak fiktif atas Tanah Israel, hanya untuk melawan gerakan Zionis. Itu adalah kebenaran sejarah, itu adalah kebenaran alkitabiah," ujarnya.

Smotrich berbicara di sebuah podium yang menampilkan peta yang disebut Israel Raya. Peta itu mencakup wilayah pendudukan Tepi Barat, Dataran Tinggi Golan, Jalur Gaza yang diblokade, dan Yordania, yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada 1994.

Seorang pejabat Yordania mengatakan kepada kantor berita Reuters, Israel telah meyakinkan kerajaan bahwa perilaku Smotrich tidak mewakili posisinya. Pada Senin (20/3/2023), Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan, penasihat keamanan nasional Israel menyatakan bahwa Israel menghormati kedaulatan dan integritas wilayah tetangganya.

Sementara itu, Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengatakan, pernyataan menghasut yang dibuat oleh Smotrich memberikan bukti konklusif dari ideologi ekstrimis, dan Zionis rasis dari pemerintah Israel saat ini

Israel telah menduduki Tepi Barat sejak Perang Enam Hari tahun 1967. Ketika itu, Israel juga merebut Yerusalem Timur, Jalur Gaza, dan Dataran Tinggi Golan. 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement