Rabu 22 Mar 2023 11:16 WIB

Jadi Presiden AS Pertama yang Tersandung Kasus Kriminal, Bagaimana Nasib Donald Trump?

Kelanjutan dakwaan terhadap Trump bergantung pada keputusan dewan juri.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
 Mantan Presiden Donald Trump berbicara pada acara kampanye di South Carolina Statehouse, Sabtu, 28 Januari 2023, di Columbia, S.C.
Foto: AP Photo/Alex Brandon
Mantan Presiden Donald Trump berbicara pada acara kampanye di South Carolina Statehouse, Sabtu, 28 Januari 2023, di Columbia, S.C.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kelanjutan dakwaan terhadap mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas pembayaran uang tutup mulut selama kampanye kepresidenannya pada 2016, bergantung pada dewan juri Manhattan yang telah mendengarkan bukti secara rahasia selama berminggu-minggu.

Dakwaan terhadap Trump akan menjadi momen yang belum pernah terjadi dalam sejarah Amerika. Ini adalah kasus kriminal pertama terhadap mantan presiden AS.

Baca Juga

Petugas penegak hukum bersiap untuk protes dan kemungkinan kekerasan, setelah Trump meminta pendukungnya untuk melakukan protes menjelang kemungkinan dakwaan. Dakwaan terhadap Trump juga dapat menguji Partai Republik yang sudah terpecah. 

Trump menyangkal melakukan kesalahan dan mengecam penyelidikan kantor kejaksaan Manhattan bermotivasi politik.

Dewan juri telah menyelidiki keterlibatan Trump dalam pembayaran suap senilai 130 ribu dolar AS kepada aktor bintang film dewasa, Stormy Daniels pada 2016. Uang suap ini bertujuan agar Daniels tutup mulut terkait skandal seksualnya dengan Trump.

Pengacara Trump Michael Cohen membayar Daniels melalui perusahaan cangkang sebelum diganti oleh Trump. Perusahaan Trump, Trump Organization, mencatat penggantian tersebut sebagai biaya hukum.

Sebelumnya pada 2016, Cohen juga mengatur agar mantan model Playboy Karen McDougal dibayar 150 ribu dolar AS oleh penerbit tabloid supermarket The National Enquirer, yang kemudian memadamkan cerita McDougal. Dalam praktik jurnalistik, langkah ini dikenal sebagai catch-and-kill.

Jaksa federal yang mengajukan tuntutan pidana terhadap Cohen sehubungan dengan pembayaran pada 2018. Secara keseluruhan, Cohen mendapat 360 ribu dolar AS, ditambah bonus 60 ribu dolar AS. Dengan demikian, uang yang diterima Cohen sebesar 420 ribu dolar AS.

Dewan juri New York sedang menyelidiki pembayaran uang tutup mulut pada 2016 kepada dua wanita yang diduga melakukan hubungan seksual dengan  Trump.   Cohen mengaku bersalah melanggar undang-undang keuangan kampanye federal sehubungan dengan pembayaran tersebut.  Jaksa federal mengatakan, pembayaran tersebut merupakan bantuan ilegal dan tidak dilaporkan untuk kampanye Trump.  Tetapi mereka menolak untuk mengajukan tuntutan terhadap Trump sendiri.

Tim Jaksa Wilayah Manhattan, Alvin Bragg menilai apakah Trump atau siapa pun melakukan kejahatan di negara bagian New York dalam mengatur pembayaran, atau mereka mempertanggungjawabkannya secara internal di Trump Organization.

Kebijakan lama Departemen Kehakiman melarang dakwaan federal terhadap presiden yang menjabat. Tetapi Trump yang sudah dua tahun tidak menjabat, tidak lagi menikmati perlindungan hukum itu. Sementara tuntutan kadus Trump di New York bukanlah penyelidikan federal.

Dewan juri terdiri dari orang-orang yang diambil dari komunitas. Tapi tidak seperti juri yang mengadili persidangan, dewan juri tidak memutuskan apakah seseorang bersalah atau tidak.  Mereka hanya memutuskan apakah ada cukup bukti bagi seseorang untuk dituntut.  Dewan juri ada dalam sistem pengadilan federal dan di banyak negara bagian.

Sidang dewan juri tertutup untuk umum, termasuk media.  Tidak ada hakim yang hadir atau siapa pun yang mewakili terdakwa.

Dewan juri New York memiliki 23 orang. Setidaknya 16 orang harus hadir untuk mendengarkan bukti. Kemudian 12 orang harus setuju bahwa ada cukup bukti untuk mengeluarkan dakwaan.  Dewan juri juga dapat menemukan tidak cukup bukti kejahatan atau mengarahkan jaksa penuntut untuk mengajukan tuntutan yang lebih ringan.

Salah satu saksi terakhir yang dipanggil adalah Robert Costello, yang pernah menjadi penasihat hukum Cohen. Costello merupakan saksi kunci pemerintah dalam penyelidikan tersebut.

Costello telah mengindikasikan bahwa dia memiliki informasi yang diyakini akan melemahkan kredibilitas Cohen dan bertentangan dengan pernyataannya yang memberatkan tentang Trump saat ini.

Costello menghubungi seorang pengacara untuk Trump. Costello  mengatakan, dia memiliki informasi yang dapat meringankan Trump. Pengacara Trump membawa Costello ke kantor kejaksaan, dan diundang untuk bersaksi.

Costello berada di gedung tempat para juri bertemu pada Senin (20/3/2023). Dia diundang oleh jaksa penuntut. Kehadiran Costello memastikan dewan juri memiliki kesempatan untuk mempertimbangkan kesaksian atau bukti yang dapat melemahkan kasus untuk mendakwa.

Trump juga diundang untuk bersaksi. Tetapi pengacaranya mengatakan, Trump tidak akan hadir. Penyelidikan di New York adalah salah satu dari banyak masalah hukum yang dihadapi Trump.

Departemen Kehakiman sedang menyelidiki penyimpanan dokumen rahasia pemerintah di kediaman Trump di Mar-a-Lago, Florida setelah meninggalkan Gedung Putih, serta kemungkinan upaya untuk menghalangi penyelidikan itu.  Penyelidik federal juga masih menyelidiki kerusuhan pendukung Trump yang menyerbu Capitol pada 6 Januari 2021. Kerusuhan ini merupakan upaya untuk membatalkan pemilihan presiden yang dimenangkan oleh Joe Biden.

Seorang profesor Sekolah Hukum New York dan mantan pengacara pembela kriminal, Anna Cominsky, memperkirakan, pengacara Trump akan membuat kesepakatan dengan kantor kejaksaan untuk menghindari dakwaan. Namun ada kemungkinan, Trump akan menyerahkan diri.

“Ada kemungkinan besar dia akan menyerah, yang berarti Anda tidak akan melihat ketukan pintu Mar-a-Lago pada pukul 5 pagi, petugas mengepung rumahnya dan menangkapnya serta membawanya keluar dengan borgol. Dia akan datang ke kejaksaan secara sukarela kemudian diproses, sidik jarinya dan diambil fotonya," ujar Cominsky.

Cominsky kurang yakin bahwa Trump ingin menghindari penampilan publik untuk dakwaannya. “Dia tidak menghindar dari kekacauan, jadi dia mungkin ingin menggunakan ini untuk keuntungannya,” katanya.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement