REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- The World Happiness Report merilis peringkat tahunan negara-negara paling bahagia di dunia. Selama enam tahun berturut-turut Finlandia selalu memantapkan di posisi teratas.
Badan pembuat laporan Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan PBB menggunakan enam faktor utama dalam penilaian. Badan ini memeringkat lebih dari 150 negara berdasarkan rata-rata evaluasi kehidupan antara 2020-2022.
Fator-faktor yang menjadi penilaian adalah dukungan sosial, penghasilan, kesehatan, kebebasan, kemurahan hati, dan tidak adanya korupsi. Dengan menggunakan faktor-faktor ini, laporan tersebut mengkaji kesenjangan kebahagiaan antara bagian atas dan bawah dari populasi di setiap peringkat negara.
"Kesenjangan ini kecil di negara-negara di mana hampir semua orang sangat tidak bahagia, dan di negara-negara teratas di mana hampir tidak ada orang yang tidak bahagia," kata laporan tersebut.
Peringkat tahun ini mirip dengan tahun lalu dengan negara-negara Nordik yang sama mengambil tiga tempat teratas. Berada di belakang Finlandia, Denmark masuk di posisi kedua dan diikuti Islandia.
Menurut peneliti psikologi Finlandia Frank Martela, beberapa alasan mengapa orang Finlandia sangat bahagia karena tidak membandingkan diri dengan tetangga mereka, tidak mengabaikan manfaat alam, dan tidak merusak lingkaran kepercayaan masyarakat.
"Lebih fokus pada apa yang membuat Anda bahagia dan kurang terlihat sukses. Langkah pertama menuju kebahagiaan sejati adalah menetapkan standar Anda sendiri, daripada membandingkan diri Anda dengan orang lain," kata Martela kepada CNBC.
Sedangkan peringkat tinggi yang diperoleh Denmark sebagian berkat tingkat kesetaraan dan rasa tanggung jawab negara untuk kesejahteraan sosial. Warga yang tinggal di Denmark memang membayar sebagian dari pajak tertinggi di dunia.
Tapi, pajak ini diimbangi fakta sebagian besar layanan kesehatan di negara itu gratis, mahasiswa tidak membayar biaya kuliah, dan menerima hibah untuk membantu menutupi pengeluaran sementara belajar. Sedangkan bagi keluarga, pengasuhan anak disubsidi dengan orang tua menerima pensiun dan disediakan pembantu pengasuh.
Sedangkan Islandia yang berpenduduk paling jarang di Eropa berhasil berada dalam posisi ketiga berkat sikap warga yang bergantung pada orang lain dan fakta penduduknya memiliki rasa kebersamaan yang kuat.
Menurut Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), 98 persen orang di Islandia percaya bahwa mereka mengenal seseorang yang dapat diandalkan pada saat dibutuhkan. Ini adalah tingkat tertinggi di OECD dengan rata-ratanya adalah 91 persen.
Ikuti Whatsapp Channel Republika