BOYANESIA -- Suku Bawean merupakan salah satu suku di Indonesia yang berasal dari Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Kendati demikian, orang-orang Bawean memiliki hubungan yang istimewa dengan Singapura.
Sejarah mencatat, pada 1819 pendirian pos perdagangan Inggris di Singapura menarik banyak pendatang. Dibandingkan dengan kelompok etnis lain dari Kepulauan Melayu seperti Bugis dan Jawa, orang Bawean datang ke Singapura belakangan dan dalam jumlah yang lebih kecil.
Secara historis, orang Bawean adalah pedagang laut, yang berlayar dengan kapal kecil ke Kalimantan, Sulawesi, Madura, dan Jawa untuk barter. Seperti dikutip dari eresources, pelaut Bawean yang bergabung dengan orang Bugis di Sulawesi pernah mengunjungi Singapura pada masa-masa awal pemerintahan Inggris.
Tidak ada catatan kedatangan pertama orang Bawean di Singapura. Mereka tercatat secara resmi dalam sensus penduduk Singapura pada 1849. Namun, kemungkinan besar mereka telah datang pada awal 1828.
Populasi orang Bawean di Singapura meningkat pesat antara 1901 dan 1911. Karena, pada saat itu banyak yang pindah dari Hindia Belanda (sekarang Indonesia) ke daerah lain, termasuk orang Bawean yang berbondong-bondong ke Singapura.
Orang Bawean awalnya datang ke Singapura dengan kapal layar. Dengan munculnya kapal uap menjelang akhir abad ke-19, tingkat kedatangan orang Bawean meningkat. Dua perusahaan pelayaran menyediakan layanan reguler antara Bawean dan Singapura, yaitu Perusahaan Dutch Koninklijke Paketvaart Maatschappij dan Heap Eng Moh Shipping Company of Singapore.
Kedua perusahaan itu pun mendapat untung besar dengan mengangkut para migran ini. Koninklijke Paketvaart Maatschappij memiliki layanan langsung dari Singapura ke Bawean hingga terganggu oleh Perang Dunia II dan kemudian terjadilah revolusi Indonesia. Kekosongan yang ditinggalkan oleh perusahaan perkapalan Belanda itu kemudian diisi oleh kapal layar orang Madura dan Bugis.
Selama Pendudukan Jepang, banyak orang Bawean datang ke Singapura. Namun, pasca Perang Dunia II, arus orang Bawean ke Singapura menyusut menyusul pengetatan peraturan imigrasi di Singapura dan Malaya. Mereka kemudian bermigrasi ke pulau lain di Indonesia, seperti Tanjung Pinang dan Riau.
Sebagai muslim yang taat dan suku yang suka merantau, orang Bawean awalnya datang ke Singapura dengan kapal uap untuk mencari pekerjaan. Lewat pekerjaan itu, mereka pun menabung dan memulai perjalanan haji dari Singapura. Sebagian lainnya tidak pernah melakukan perjalanan haji dan menetap di Singapura.
Bagi mereka yang berhasil berangkat haji, banyak yang kemudian berhenti di Singapura untuk bekerja lagi, untuk membiayai perjalanan pulang mereka ke Pulau Bawean. Banyak juga yang menggadaikan tenaganya kepada pemilik perkebunan Singapura sebagai imbalan utangnya kepada nahkoda kapal.
Baca Juga:
Sejak Kapan Pulau Bawean Ada Penghuninya?
Suku Bawean Berasal dari Mana?
Tiga Fakta Unik Suku Bawean, Hobinya Merantau ke Luar Negeri
Pulau Bawean, Tempat Persinggahan Para Pelaut
Cerita Laut Majapahit Saat Temukan Pulau Bawean