REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kementerian Agama (Kemenag) mendukung upaya pemerintah dalam mencegah peningkatan angka stuntingdi Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Kami akan mendukung upaya bersama dalam misi pencegahan stunting bagi anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus bangsa," kata Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara Sarbin Sehe, di Manado, Selasa.
Kakanwil mengatakan melalui laporan BKKBN upaya pencegahan stunting sejalan dengan RPJMN Presiden RI yang diimplementasikan melalui Perpres no 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting dan Peraturan BKKBN RI no 12 tahun 2021.
"Ini bukan tugas yang mudah, karena itu wajib kita bergandengan tangan bekerja sama mencegah stunting," katanya.
Stunting merupakan masalah gizi kronis jangka panjang, sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
Penyebabstuntingadalah kurangnya asupan gizi yang diperoleh oleh balita sejak awal masa emas kehidupan pertama, dimulai dari dalam kandungan (9 bulan 10 hari) sampai dengan usia dua tahun.
Stunting, katanya,akan terlihat pada anak saat menginjak usia dua tahun, yang mana tinggi rata-rata anak kurang dari anak seusianya.
Sejumlah upaya pencegahan terus dilakukan pemerintah, katanya, di antaranya peningkatan gizi masyarakat melalui pemberian makanan tambahan, pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri juga pemberian tambahan makanan protein.
Ia mengatakan, upaya pemerintah tersebut membuahkan hasil dengan menunjukkan pravelensi stunting yang sebelumnya ada di angka 21,6 saat ini turun menjadi 20,5.