REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Utara melakukan sosialisasi aplikasi 'Saudi Visa Bio' guna memudahkan jemaah haji untuk mengurus visa.
Kabid Bimas Islam Kemenag Sulut Rikson Hasanati, mengatakan aplikasi Saudi Visa Bio sudah menjadi kesepakatan antara Kemenag dengan pihak otoritas Arab Saudi untuk memudahkan jamaah haji dalam membuat visa, tanpa perlu mengunjungi kedutaan dan konsulat Arab Saudi atau penerbitan visa di Indonesia.
Secara teknis, katanya, aplikasi ini dapat merekam biometrik jemaah haji sebagai syarat penerbitan visa.
Saat jemaah belum melakukan perekaman, akan terkonfirmasi pada sistem MoFA (TheMinistry of Foreign Affairs/Kementerian Luar Negeri) saat dilakukan prosesFill Mofa Form (FMF).
Jika terkendala saat melakukan perekaman karena kondisi tertentu, maka harus menyertakan Surat Keterangan Dokter yang kemudian di-uploadpada Aplikasi Saudi Visa Bio.
"Bagi jemaah haji lanjut usia (lansia) di atas 80 tahun tidak diharuskan untuk melakukan rekam biometrik," katanya di Manado, Rabu (22/3/2023).
Sedangkan pengguna di bawah usia tersebut wajib memiliki akun dengan satuemaildan satu nomor handphone pribadi dengan maksimal perekaman 1-5 data biometrik.
Aplikasi Saudi Visa Bio juga telah bisa diunduh melalui Google Playstore dan App Store.Handphone dengan spesifikasi terbaru akan semakin mempercepat proses perekaman.
Ia berharap adanya keseriusan dan kerja keras serta kecakapan dari para peserta sebagai penyelenggara haji di masing-masing daerah dalam rangka memudahkan jamaah haji, khususnya dalam proses pembuatan visa haji.
"Karena ini sesuatu yang baru bagi masyarakat, karena itu kami berharap kegiatan ini bisa diikuti dengan serius," jelasnya.
Harapan Kanwil Kemenag di kesempatan yang singkat ini, bisa dimanfaatkan dengan baik sehingga bisa menjadi bekal untuk memberikan pemahaman kepada jamaah," ujar Kabid Rikson.