REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Islam Bandung (Unisba) melakukan pengamatan hilal 1 Ramadhan 1444 Hijriah di Observatorium Albiruni Fakultas Syariah, Kota Bandung dengan ketinggian 750 meter di atas permukaan laut, Rabu (22/3/2023). Pengamatan hilal bekerja sama dengan Ruhul Islam dan Pengelolaan Masjid Unisba dan Kementerian Agama Provinsi Jabar.
"Pengamatan hilal akan dimulai saat matahari terbenam pukul 18.04 WIB. Lama pengamatan hilal dilakukan selama 36 menit karena bulan akan terbenam pukul 18.39 WIB," ujar Kepala Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Unisba Encep Abdul Rojak, Rabu (22/3/2023).
Dia mengatakan, tinggi hilal dihitung dari ufuk secara vertikal hingga posisi bulan. Nilai ketinggian saat ini, kata Encep, sudah memenuhi batas minimal hilal dan diperkirakan akan dapat terlihat.
"Pada saat ini batas minimalnya berada pada ketinggian +3 sehingga mungkin hilal dapat dilihat," katanya.
Encep mengatakan, peralatan yang akan digunakan terdiri dari teropong digital, computerize tiga buah dan teropong manual dua buah. Pengamatan dilakukan secara manual dan digital.
"Pengamatan digital menggunakan teropong Cem60 yang terpasang di dalam observatorium dibantu kamera CCD hitam putih yang menghubungkan teropong dengan laptop dan terkoneksi ke layar TV," katanya.
Dia menjelaskan, untuk membuka kamera tersebut digunakan software Sharpcap yang berfungsi untuk memonitor tangkapan hilal atau matahari pada teropong. Melalui software tersebut pun digunakan untuk mendokumentasikan hilal dalam bentuk foto dan video. "Cuaca mendukung, terang tidak awan," katanya.