Rabu 22 Mar 2023 21:35 WIB

Kapolda: Pengamanan Bandara Diperketat Antisipasi Gangguan KKB

Tercatat sudah empat kali terjadi gangguan keamanan dunia penerbangan di Papua.

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri.
Foto: Dok Polri
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA--Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri mengakui, pengamanan di bandara diperketat. Hal ini untuk mengantisipasi gangguan dan teror dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

"Memang penambahan pasukan sudah dilakukan khususnya ke Dekai sehingga diharapkan dapat mengamankan operasional di bandara Not Goliat," ujar Irjen Pol Fakhiri di Jayapura, Rabu (22/3/2023).

Baca Juga

Ia mengatakan, penambahan personel tidak saja dilakukan Polri, tetapi juga dari prajurit TNI AD. Sehingga keberadaan anggota diharapkan dapat mengamankan wilayah itu terutama saat operasional di bandara.

Situasi di Dekai sendiri saat ini diklaim sudah relatif aman dan aktivitas masyarakat berangsur-angsur normal. Terkait operasional pesawat komersil yang melayani penerbangan Jayapura-Dekai-Jayapura, pihaknya menyerahkan sepenuhnya terhadap kebijakan perusahaan.

"TNI-Polri akan berupaya mengamankan kegiatan operasional di bandara," kata Kapolda Papua Irjen Pol Fakhiri.

Sejak Januari tercatat empat kali gangguan keamanan terhadap dunia penerbangan di Papua. Yaitu, pertama, terjadi pada 9 Januari yang dialami pesawat Caravan PK-HVV milik PT Ikaros yang ditembak saat akan mendarat di Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang.

Kemudian tanggal 7 Februari pesawat Pilatus PC-6 dengan nomor penerbangan PK-BVY milik Susi Air dibakar sesaat setelah mendarat di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, dan pilotnya Capt Philip Martenz disandera hingga kini. Tanggal 7 Maret pesawat cargo milik PT Smart Aviation dan Pesawat PT Daby Air ditembaki di Bandara Biloral, Intan Jaya.

Akibatnya, kedua pesawat melakukan go around dan gagal mendarat. Dan tanggal 11 Maret pesawat penumpang milik PT Trigana Air-type B737-500, PK- YSC ditembak saat melakukan tinggal landas dari bandara Nop Goliat, Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan hingga mengakibatkan lubang di bagian bawah badan pesawat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement