REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta memastikan ketersediaan pangan mencukupi selama Ramadhan hingga Lebaran nanti. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Yogyakarta, Kadri Renggono juga memastikan bahwa distribusi lancar.
Permintaan pangan pada Ramadhan dan Lebaran diperkirakan meningkat. Hal ini juga mengingat akan banyaknya pendatang maupun wisatawan menjelang Lebaran maupun setelah Lebaran.
Meski begitu, ketersediaan masih mencukupi dan masyarakat pun diminta untuk tidak khawatir dengan ketersediaan pangan di Kota Yogyakarta. Pihaknya juga berharap penyedia pangan, salah satunya Bulog sudah memperkirakan adanya tambahan pendatang dan wisatawan yang datang nantinya ke Yogyakarta.
"Misalnya ada kenaikan atau permintaan meningkat, Pemkot Yogya akan berkomunikasi dengan Bulog dan penyedia lainnya. Ketersediaan (pangan) informasi dari Bulog tiga bulan mencukupi. Masyarakat tidak perlu khawatir, insya Allah dari sisi ketersediaan relatif terjaga," kata Kadri, Selasa (22/3/2023).
Terkait dengan harga, di beberapa komoditas sudah mulai mengalami kenaikan. Meski begitu, Kadri menilai bahwa kenaikan yang terjadi masih terkendali.
"Dari sisi pasokan lancar, dari sisi harga ada beberapa yang naik, ada yang stabil," ujarnya.
Komoditas yang mengalami kenaikan namun masih relatif stabil diantaranya cabai merah dan cabai rawit merah. Dari pemantauan yang dilakukan ke pasar tradisional, pihaknya mencatat harga cabai rawit merah mencapai Rp 70 ribu per kilogram, yang mana naik dari sebelumnya Rp 65 ribu per kilogram.
Sedangkan, untuk harga cabai merah besar sekitar Rp 40 ribu per kilogram. Kenaikan cabai ini dikarenakan curah hujan yang masih cukup tinggi.
Selain itu, untuk harga daging ayam broiler juga mengalami kenaikan dengan rata-rata Rp 33 ribu hingga Rp 35 ribu per kilogram. Untuk harga daging sapi kuantitas I saat ini tercatat Rp 135 ribu per kilogram, dan harga beras IR II sekitar Rp 11.300 per kilogram.
"Cabai memang karena curah hujan yang masih cukup tinggi. Kemudian beras, meskipun beras kita berharap beberapa sentra sudah mulai panen Maret April sampai Mei. Itu harapan kita dari sisi ketersediaan relatif terjaga," jelas Kadri.
Terkait dengan ketersediaan Minyakita, Kadri juga menyebut tidak ada masalah di Kota Yogyakarta. Ketersediaan Minyakita ini dikatakan masih berlimpah.
Pihaknya pun sudah melakukan pemantauan untuk memastikan distribusi Minyakita lancar, dan juga memastikan harga jualnya sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp 14 ribu.
"Tersedia cukup banyak, khususnya Minyakita. Kalau yang minyak premium lebih banyak lagi. Mereka ini distributor D2, lingkupnya untuk Minyakita hanya Kota (Yogya), tapi kalau yang (minyak) premium satu provinsi," kata Kadri.