REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kita memasuki bulan Ramadhan 1444 H. Bulan yang kita nanti- nanti, yaitu bulan penuh kebaikan dan keberkahan.
Bulan tempat kita belajar menempa diri agar menjadi orang bertaqwa, memiliki akhlak mulia, memperbaiki kualitas hubungan dengan sang pencipta dan juga hubungan sesama manusia serta membersihkan hati dari segala penyakit.
Dalam bulan Ramadhan ada satu ibadah yang utama bagi kita yaitu diwajibkan berpuasa pada siang hari ini.
Ustaz Muhammad Nasril menjelaskan Pada kesempatan ini kita akan mengupas tetang rukun dan tata cara niat puasa.
Puasa atau Shiyam menurut bahasa adalah menahan, yaitu menahan diri dari sesuatu. Sedangkan menurut istilah, Dr Musthafa Al Bugha dalam kitab Fiqih Al Manhaji menjelaskan bahwa puasa adalah menahan diri dari segala hal yang membatalkannya sejak terbit fajar hingga terbenam matahari disertai niat.
Dari pengertian tersebut kita dapat memahami bahwa puasa berarti kita dituntut untuk menahan diri dari makan, minum, jimak (bersetubuh), segala benda konkrit yang memasuki rongga tubuh (seperti obat dan lainnya) serta segala sesuatu yang dapat merusak dan membatalkan ibadah puasa dalam rentang waktu tertentu disertai dengan niat. Waktu pelaksanaannya mulai sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.
"Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar...." (al-Baqarah:1.87).
Biasanya di tempat kita beberapa menit menjelang azan Subuh atau yang biasa dikenal dengan waktu imsak ditandai dengan bunyi sirine beberapa menit sebelum sebelum azan sebagai peringatan.
Puasa merupakan salah satu kewajiban umat Islam pada bulan Ramadhan, perintah tentang kewajibannya sangat jelas berdasarkan dalil dari Alquran, hadits dan ijma.
Dalam Alquran perintah wajib puasa diungkapkan dengan uslub yang sangat istimewa, yaitu dengan seruan yang diabadikan Al-Baqarah ayat 183 yang artinya:
"Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa".
Penggunaan uslub ini memiliki nilai lebih dan keutamaannya di sisi Allah SWT. Sehingga puasa Ramadhan menjadi amalan istimewa yang akan diberi ganjaran langsung oleh Allah SWT.
Kemudian Hadits Rasulullah SAW bahwa puasa merupakan rukun Islam. “Dari Ibn Umar ra. bahwasanya Nabi saw. bersabda: “Islam itu dibina atas lima dasar, menyaksikan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu Rasulullah, mendirikan salat, mengeluarkan zakat, melaksanakan haji, dan puasa pada bulan Ramadhan).
Maka, sejatinya semua muslim yang mampu, baligh dan berakal wajib berpuasa di siang hari, kecuali mereka yang sedang ada alasan syar'i seperti, sakit, musafir, haidh dan alasan-alasan syar’i lainnya.