REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri BUMN Erick Thohir dinilai lebih potensial menjadi calon wakil presiden. Mantan presiden Intermilan itu memiliki elektabilitas yang cukup berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga.
“Dalam survei kita harus melihat dari kacamata capres bukan surveyor karena itu nama Erick Thohir ada daripada Ridwan Kamil dan AHY,” terang Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari dalam keterangannya pada Kamis (23/3/2023).
Seperti diketahui, Indo Barometer memasukkan nama Erick Thohir dalam bursa cawapres.
Bagaimana dengan tokoh lain?
Ada nama Ridwan Kamil, misalkan. Qodari menjelaskan Ridwan Kamil akan sulit maju sebagai cawapres lantaran telah bergabung ke Partai Golkar.
"Ridwan Kamil saya lihat akan sulit maju. Beliau sekarang siapa yang akan mendukungnya. Beliau sudah bergabung di Golkar yang calon presidennya Airlangga Hartarto. Kan tidak mungkin beliau jadi Cawapres untuk Airlangga," ujar Qodari.
Menurut Qodari, Ridwan Kamil bergabung ke Golkar dengan maksud untuk mengamankan tiket dalam Pilkada Jawa Barat berikutnya. Sedangkan AHY, ia mengatakan tidak mungkin merapat ke Ganjar dan Prabowo.
Pilihannya hanya merapat ke Anies. Namun, hingga kini belum ada deklarasi dari Anies dan AHY. Di samping itu AHY juga dinilai masih hijau dalam ranah kepemimpinan nasional dan pemerintah.
"Mas AHY itu punya kendala persepsi dalam pengalaman pemerintahan yang masih sangat terbatas. Karena memang masih sangat muda dan ketika keluar masih pangkat mayor," ujar Qodari.
Maka dari itu, Qodari mengatakan Indo Barometer hanya memasukkan lima nama yang paling potensial untuk diusung sebagai cawapres. Kelima nama itu yakni Erick Thohir dengan suara tertinggi 22,9 persen, disusul Khofifah Indar Parawansa di angka elektabilitas 15,8 persen dan Muhaimin Iskandar yang memiliki elektabilitas 6,7 persen.
Di tempat ke empat yakni Puan Maharani dengan elektabilitas 6,3 persen dan posisi terakhir Chairul Tanjung di angka 2,7 persen. Menurut Qodari, Erick Thohir unggul lantaran sebagai pemimpin yang bekerja nyata di masyarakat hingga Kementerian BUMN menghasilkan laba konsisten setiap tahunnya.
Selain itu, Erick Thohir tidak segan memberantas korupsi seperti kasus dana pensiun Jiwasraya dan Asabri. Luar biasanya ia mampu mengembalikan uang nasabah lantaran kasus korupsi tersebut.
"Jadi kerja – kerja Erick Thohir ini sangat diapresiasi oleh publik," kata Qodari.
Calon ideal
Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional Pusat Kedaulatan Rakyat (MPN PAKAR), Razikin Juraid, mengatakan tren elektabilitas Erick Thohir sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) mengalami peningkatan sangat positif. Menurut Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) itu, peningkatan elektabilitas Erick menggambarkan setidaknya tiga hal.
"Pertama, masyarakat menilai Erick merupakan satu di antara tokoh yang paling layak untuk menjaga dan melanjutkan visi besar Presiden Joko Widodo, karena keberlangsungan agenda pembangunan Presiden Joko Widodo tidak boleh dibelokkan apalagi dihentikan," ujar Razikin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (23/3/2023).
Razikin menyampaikan kinerja Erick sebagai Menteri BUMN memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi masyarakat. Selama ini, Erick secara berani membongkar korupsi pada saat yang sama mempersempit celah korupsi di BUMN.
"Dampak dari program bersih-bersih BUMN itu menjadikan efisiensi dan meningkatnya labar BUMN," ucap dia.
Ketiga, masyarakat mendambakan sosok muda yang bervisi masa depan dan energik, hal itu terintegrasi pada diri Erick Thohir. Ketiga hal tersebut yang menerangkan meningkatnya elektabilitas Erick Thohir.
“Tentu saja, saya meyakini elektabilitas Erick Thohir akan mengalami peningkatan terus seiring dengan kinerja positif Erick Thohir baik sebagai pembantu Presiden maupun sebagai Ketua Umum PSSI,” lanjut Razikin.