Kamis 23 Mar 2023 19:40 WIB

Jalan Tol Masih Pilihan Favorit Pemudik Libur Idul Fitri 1444 Hijriyah

Masyarakat masih menganggap tol akan melancarkan perjalanan.

Rep: Ali Mansur/ Red: Gita Amanda
Antrean kendaraan pemudik memasuki Gerbang Tol Cikampek Utama di Karawang, Jawa Barat, Ahad (8/5/2022). Jasa Marga memprediksi hari Minggu (8/5) masih merupakan puncak arus balik dimana jumlah kendaraan yang kembali ke Jabotabek diproyeksikan sebanyak 269.444 kendaraan atau naik 53,6 persen daripada lalu lintas normal periode November 2021.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Antrean kendaraan pemudik memasuki Gerbang Tol Cikampek Utama di Karawang, Jawa Barat, Ahad (8/5/2022). Jasa Marga memprediksi hari Minggu (8/5) masih merupakan puncak arus balik dimana jumlah kendaraan yang kembali ke Jabotabek diproyeksikan sebanyak 269.444 kendaraan atau naik 53,6 persen daripada lalu lintas normal periode November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tol Trans Jawa masih menjadi menjadi pilihan utama masyarakat untuk mudik lebaran Idul Fitri 1444 hijriyah. Masyarakat masih menganggap tol akan melancarkan perjalanan. Kelancaran, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan menjadi pertimbangan masyarakat menggunakan jalan tol.

"Tol Trans-Jawa masih akan menjadi jalur favorit untuk arus mudik lebaran 2023. Namun, pemudik diimbau tidak hanya mengandalkan jalan tol, tetapi memilih jalur-jalur alternatif untuk menekan risiko kemacetan panjang di ruas tol," ujar Wakil Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, dalam keterangannya, Kamis (23/3/2023).

Lanjut Djoko, jalur tol Trans Jawa tersebut diproyeksikan akan dilintasi sekitar 9,2 juta orang. Hal itu berdasarkan hasil survei potensi pergerakan masyarakat selama masa libur Lebaran 2023  yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan. Survei dilaksanakan secara daring mulai 28 Januari 2023 hingga 18 Februari 2023.

"Tingginya potensi pergerakan masyarakat di masa mudik tahun ini, yakni tidak ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), tidak ada pembatasan atau larangan perjalanan kondisi mendekati normal pasca pandemi Covid-19," ungkap Djoko Setijowarno.