Jumat 24 Mar 2023 01:53 WIB

Bank-bank Sentral Terus Naikan Suku Bunga di Tengah Gejolak Perbankan

Bank of England bersikeras perbankan Britania kuat meski 11 kali naikkan suku bunga

Rep: Lintar Satria/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bank of England (BoE) mengikuti langkah bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve dan Swiss National Bank dalam menaikan suku bunga. Sementara para pembuat kebijakan masih berusaha mengatasi inflasi di tengah guncangan pada sistem perbankan dunia bulan ini.
Foto: AP Photo/Frank Augstein
Bank of England (BoE) mengikuti langkah bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve dan Swiss National Bank dalam menaikan suku bunga. Sementara para pembuat kebijakan masih berusaha mengatasi inflasi di tengah guncangan pada sistem perbankan dunia bulan ini.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bank of England (BoE) mengikuti langkah bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve dan Swiss National Bank dalam menaikan suku bunga. Sementara para pembuat kebijakan masih berusaha mengatasi inflasi di tengah guncangan pada sistem perbankan dunia bulan ini.

Investor mempertanyakan apakah bank-bank sentral melanjutkan kebijakan pengetatan setelah perbankan dunia bergejolak akibat kegagalan dua bank AS pada awal bulan ini. Krisis yang juga menjerat salah satu bank terbesar Eropa, Credit Suisse AG.

Setelah sebelas kali menaikan suku bunga, BoE mencatat "pergerakan besar dan fluktuatif" di pasar keuangan. Tapi bank sentral Inggris itu bersikeras sistem perbankan Britania masih kuat.

"(Komite kebijakan moneter) terus memantau dengan ketat setiap dampak kondisi kredit pada rumah tangga dan bisnis, dan dampaknya pada prospek ekonomi makro dan inflasi," kata BoE, Kamis (23/3/2023).

Kegelisahan pasar sudah mulai reda, tapi telah memicu investor untuk menyesuaikan diri dengan tantangan ekonomi dan kondisi pinjaman di masa depan.

Indeks bank-bank besar Eropa turun 1,7 persen. Dua bank raksasa Jerman, Deutsche Bank dan Commerzbank masing-masing turun 2,1 persen dan 3,2 persen. HSBC yang berkantor pusat di London turun 2,5 persen.

Perdagangan pra-pasar First Republic Bank yang bermarkas di San Francisco naik 2 persen setelah merosot Rabu (22/3/2023) kemarin. Bank-bank AS yang dipantau ketat seperti PacWest Bancorp, Truist Financial Corp dan Western Alliance Bancorp naik antara 0,8 sampai 3 persen.

Swiss National Bank menaikan suku bunga acuan 50 basis poin. Bank sentral itu mengatakan diambil alihnya Credit Suisse oleh saingannya UBS mencegah bencana keuangan. Pihak berwenang Swiss mendesak bank-bank itu bersatu dan menawarkan jaminan finansial sebesar 260 miliar franc Swiss atau 280 juta dolar AS untuk menyelesaikan kesepakatan.

"Pada saat ini kami harus fokus dapat menjaga stabilitas finansial dan menyelesaikan kesepakatan dengan lancar dan cepat," kata ketua dewan Swiss National Bank Thomas Jordan dalam konferensi pers.

Bank-bank sentral Eropa menaikan suku bunga satu hari setelah Fed menaikan seperempat poin suku bunganya. Ketua dewan Fed Jerome Powell mengatakan tekanan pada industri perbankan dapat memicu krisis kredit yang berdampak "signifikan" pada perlambatan ekonomi AS.

Citigroup menurunkan peringkat perbankan Eropa. Bank raksasa itu memperingatkan laju kecepatan kenaikan suku bunga akan semakin membebani aktivitas ekonomi dan profit peminjam.

"Fundamental sektor perbankan Eropa cukup sehat, tapi krisis kepercayaan yang sedang berlangsung dapat membatasi risk appetite (jumlah dan jenis risiko yang bersedia bank ambil untuk memenuhi tujuan strategisnya) dan mengurangi aliran kredit," kata pakar strategi ekuitas Citigroup.

Penyelamatan Credit Suisse yang diikuti kegagalan Silicon Valley Bank dan Signature Ban di AS menambah kekhawatiran investor mengenai dampak rapuhnya sektor perbankan terhadap mereka. Regulator keuangan Swiss, FINMA membela langkah tersebut.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement