REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Anggota parlemen Amerika Serikat (AS) mencerca Kepala Eksekutif TikTok Shou Zi Chew tentang potensi pengaruh Cina. Sedangkan Shou berulang kali menyangkal bahwa aplikasi tersebut membagikan data atau memiliki koneksi dengan Partai Komunis Cina.
Shou berpendapat bahwa perusahan yang dipimpinnya tersebut melakukan segalanya untuk memastikan keamanan bagi 150 juta penggunanya di AS. Dia menanggapi banyak pertanyaan tajam dengan mengatakan bahwa masalahnya "rumit" dan tidak unik untuk TikTok.
Perusahaan itu telah menghabiskan lebih dari 1,5 miliar dolar AS untuk upaya keamanan data dengan nama "Project Texas". Proyek itu saat ini memiliki hampir 1.500 karyawan tetap dan dikontrak dengan Oracle Corp untuk menyimpan data pengguna TikTok di AS.
Tapi kritik tidak mereda karena perusahaan gagal mengumumkan upaya baru untuk menjaga privasi. Terlebih lagi TikTok merupakan anak perusahan dari perusahaan induk yang berbasis di Cina, ByteDance.