REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bulan Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan, bulan yang identik dengan bulan Alquran. Untuk itu, umat Islam dianjurkan untuk memanfaatkan momentum Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Mengisi Ramadhan dengan membaca, meresapi, dan mengaplikasikan Alquran.
Bulan Ramadhan menjadi bulan peralihan sejarah kemajuan dunia. Karena pada bulan ini Alquran yang di dalamnya itu sarat ilmu pengetahuan, Allah turunkan kepada umat manusia. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 185 di mana Allah berfirman tentang Alquran di situ dan Ramadhan.
Peristiwa turunnya Alquran ini menjadi tonggak sejarah kemajuan peradaban bagi bangsa Arab khususnya, dan dunia pada umumnya. Kenapa demikian? Sebab bangsa Arab sebelum masa turunnya Alquran itu dikenal sebagai bangsa yang ummiy, bangsa yang tidak pandai membaca dan tidak bisa menulis. Bangsa Arab dikenal sebagai masyarakat dengan peradaban yang tertinggal sebelum Islam datang jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain.
Bahkan istilah masa Jahiliyah disematkan kepada mereka. Sebelum mengenal Alquran, peradaban bangsa Arab lebih kepada peradaban lisan, informasi dan ilmu pengetahuan disampaikan dari lisan ke lisan. Namun setelah turunnya Alquran, mereka berubah menjadi bangsa yang peradabannya secara drastis berubah, maju dengan pesat.
Alquran adalah kalamullah, di dalamnya ada kesucian, tuntunan, dan ilmu. Itulah mengapa umat Islam diperintahkan untuk membaca, meneliti, menalaah, mengkaji, dan meresapinya. Semangat pengembangan ilmu pengetahuan masyarakat Arab, semakin tinggi setelah Alquran diturunkan. Kemampuan tulis-menulis semakin mereka kembangkan. Hal ini semua dipicu oleh kunci peradaban yang mereka miliki pasca turunnya Alquran. Sebagaimana lafadz pertama yang turun adalah tentang membaca, iqra.
Sehingga membaca ini menjadi kunci ilmu pengetahuan yang luar biasa. Dengan membaca, peradaban berubah, dari yang jahil ke arah yang terang sehingga tercerahkan semua. Imam syafii dalam salah satu ucapan terkenal beliau berkata, “Barang siapa yang menginginkan dunia maka hendaklah dia mencari ilmu dan barang siapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah ia mencari ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya, hendaklah ia mencari ilmu,".
Dalam bahasa Arab ada kata yang artinya juga membaca, yaitu tala-yatlu-tilawatan. Namun menariknya, Alquran justru menggunakan redaksi kata iqra dalam ayat pertama yang diturunkan. Iqra adalah kata perintah, fiil amri dalam tatanan (grammatikal) bahasa Arab.
Iqra sebagai lafadz pertama yang diturunkan kepada Nabi dan disampaikan kepada umat Islam. Sehingga perintah membaca dalam iqra tidak mengharuskan adanya suatu teks tertulis sebagai objek bacaan. Dengan kata lain, makna iqra lebih umum, bisa membaca sesuatu yang tertulis, tersurat, dan tersirat. Sehingga maknanya begitu dahsyat.
Membaca kehidupan, memahami, meresapi, meneliti, itu termasuk iqra. Sehingga makna iqra sangatlah luas maksudnya. Maka di momentum Ramadhan ini, sudah seyogyanya umat Islam menjadi umat yang pandai mengaplikasikan semangat iqra itu sebagai perintah langsung dari Allah SWT.