REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Perajin rebana, alat musik ritmis di Kota Blitar, Jawa Timur, semakin banyak pesanan saat Ramadhan. Sehingga pemilik usaha pun meminta para pekerjanya untuk lembur menyelesaikan pesanan.
Suparno (52), perajin rebana warga Kelurahan Sentul, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar, mengatakan permintaan sudah mulai ada peningkatan sebelum Ramadhan. Bahkan, kenaikan permintaan hingga 40 persen. Pesanan rebana di Ramadhan ini saat ini sudah 100 set lebih.
Padahal, sebelumnya tidak sebanyak itu. "Setiap Ramadhan permintaan meningkat, ini bisa sampai 40 persen. Rebana yang paling banyak," katanya di Blitar, Jumat (24/3/2023).
Adapun pesanan datang dari berbagai daerah wilayah Jatim, serta beberapa dari luar Jatim. Dirinya bahkan harus meminta para pekerja untuk lembur demi menyelesaikan pesanan.
Sebab, untuk menyelesaikan kerajinan ini butuh waktu beberapa hari. "Karena banyak pesanan, selama Ramadhan ini terpaksa harus lembur," ujar dia.
Ia bersyukur kini pesanan kerajinan ini sudah mulai normal lagi. Semenjak pandemi Covid-19, pesanan semakin turun. "Mungkin karena situasinya sudah normal, tidak ada pandemi," kata dia.
Untuk membuat kerajinan ini, kata dia, awalnya kayu seperti mahoni dan kayu nangka dilubangi dengan mesin hingga kemudian menyerupai cincin besar. Kemudian, kulit sapi yang siap pakai dipotong seukuran dengan rebana, lalu dipaku dan diberi pelitur.
Selain membuat rebana, dirinya juga membuat beduk yang permintaannya juga bagus. Saat ini, dirinya mengerjakan pesanan dua unit beduk ukir. Padahal, biasanya dalam satu bulan bisa menjual satu beduk juga sudah bagus.
Hal ini karena membuat beduk memerlukan waktu setidaknya 20 hari pengerjaan. Dalam menyelesaikan pesanan, dirinya dibantu lima orang pekerja.
Mereka mempunyai tugas masing-masing, sehingga pesanan pun bisa diselesaikan dengan tepat waktu. Ia menambahkan, harga kerajinan rebana yang dibuatnya juga terjangkau.
Satu rebana dijual seharga Rp 250 ribu hingga Rp 375 ribu tergantung ukuran dan bahan. Ada juga permintaan pesanan satu set rebana yang terdiri dari enam rebana, dua teplak, satu tam, satu darbuka dan satu bas dijual seharga Rp 3,3 juta.
Untuk harga beduk relatif lebih mahal. Satu beduk lengkap dengan penyangga, kentongan, dan stik pemukul dijual seharga Rp 10 juta. "Kalau yang ada ukirannya, harganya beda lagi. Di atas harga bedug biasa," kata Suparno.