REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis anak RSCM Jakarta Pusat, Dr Nastiti Kaswandani mengungkapkan, tuberkulosis (TB) bukanlah penyakit keturunan. TB adalah penyakit menular.
"Stigma di masyarakat banyak yang mengira kalau TB pada anak itu adalah penyakit keturunan, padahal yang benar itu, TB adalah penyakit menular," terang Dani, panggilan akrab dr Nastiti, Jumat (24/3/2023).
Dani mengungkapkan, anak paling sering tertular TB dari kontak erat dengan orang terdekatnya. TB paling sering ditularkan dari orang dewasa melalui percikan ludah, batuk, atau bersin yang sudah mengandung kuman TB.
Anak dengan usia di bawah lima tahun (balita) paling rentan tertular TB dari orang dewasa. Untuk itu, penting bagi orang tua agar mengetahui gejala-gejala TB pada anak.
Berdasarkan data yang diungkap Dani, Indonesia menempati peringkat kedua kasus TB terbanyak di dunia setelah India. Total keseluruhan kasus TB anak dan dewasa di Indonesia adalah 950 ribu, dengan persentase kasus TB pada anak sebesar 8-15 persen.
"Hingga saat ini, ada 88 ribu anak yang menderita TB. Kasus ini meningkat dua kali lipat jika dibandingkan dengan sebelum masa pandemi COVID-19," lanjut konsultan respirologi KSM Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM RSUPN dr Cipto Mangunkusumo itu.
Gejala-gejala TB yang sering ditemui pada anak di antaranya, demam berkepanjangan selama dua pekan, berat badan sulit naik bahkan malah turun selama dua bulan berturut-turut, dan malaise (lesu, lelah, lemas, letih, lemah) atau kondisi di mana anak terlihat pasif dan tidak bergairah saat melakukan aktivitas.
Selama ini, upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui vaksinasi BCG (Baccille Calmette Guerin) untuk mencegah penyakit TB pada anak. Sedangkan upaya yang bisa dilakukan oleh orang tua diantaranya, mencukupi kebutuhan nutrisi dan gizi pada anak, juga disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan sebelum berinteraksi dengan anak, tidak meludah sembarangan, dan memakai masker utamanya saat sakit batuk.