REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Membagikan momen tumbuh kembang anak di media sosial (medsos) atau yang dikenal dengan istilah sharenting banyak dilakukan oleh orang tua. Seiring sharenting yang semakin menjadi hal normal di masyarakat, sebagian orang tua tertarik membuatkan akun medsos khusus, misalnya di Instagram.
Pendidik anak usia dini di Rumah Main Cikal, Ina Winangsih, mengatakan orang tua harus memperhatikan berbagai hal penting yang perlu diterapkan terkait privasi anak. Apa saja hal tersebut? Simak penjelasannya di bawah ini:
1. Tetapkan tujuan atau alasan membuat akun medsos anak
Dalam membuat atau mendedikasikan akun medsos khusus anak, orang tua alangkah baiknya merefleksikan dahulu tujuan dan/atau alasan membuat medsos anak. Jika anak sudah memungkinkan atau sudah paham untuk diajak berdialog dan dimintai pendapatnya, maka tanyakan pendapat anak dan biarkan anak memilih sesuai dengan kenyamanannya.
Ina mengatakan, sebaiknya orang tua memerhatikan peruntukan media sosial sebelum membuatkan akun untuk anaknya. Biarkan anak memilih untuk memiliki akun sosial media atau tidak, ketika dirinya sudah paham dan dapat menentukan.
"Sementara anak tumbuh, orang tua dapat menyimpan dokumentasi atau membuat catatan pribadi yang hanya dapat diakses oleh orang tua dan anak kelak," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (23/3/2023).
2. Jaga hak dan privasi anak
Ketika memutuskan membuat medsos khusus anak untuk mengabadikan cerita pengembangan dirinya, maka orang tua harus menjaga hak dan privasi anak. Orang tua harus menjaga hal-hal yang tidak seharusnya dipublikasikan dalam sosial media, sebagai berikut:
- Bagian privat anak (alat kelamin, foto tanpa pakaian).
- Identitas anak (nama lengkap, nama panggilan, tanggal lahir, lokasi sekolah dan juga informasi kelas anak, dan sebagainya).
- Keberadaan anak (tidak membagikan lokasi anak secara real time).
- Aktivitas yang privat (mandi, buang air besar atau kecil).
Ina mengatakan, orang tua dapat menyalahi hak privasi anak apabila mempublikasikan beberapa hal yang tidak seharusnya dipublikasikan. Mengingat, hal tersebut dapat menempatkan anak dalam risiko.
“Sharenting dapat menyalahi hak privasi anak apabila orangtua membagikan hal-hal privat seperti bagian tubuh tertentu, bagian muka yang terekspos dengan jelas, atau bahkan data informasi anak," ujarnya.
Menurut dia, hal itu tidak bisa dianggap berbagi cerita tentang anak saja karena selain menyalahi hak privasi anak. "Kita juga telah menempatkan anak pada risiko, misalnya memancing stalker untuk berbuat hal yang berbahaya pada anak atau bahkan orang tuanya," ujarnya.
3. Seleksi dan kurasi dengan baik foto anak
Jika sudah memahami hal-hal yang tidak dapat dipublikasikan di medsos anak, maka langkah selanjutnya adalah melakukan seleksi dan kurasi foto anak apabila akun yang dibuat terbuka untuk umum. Fokuskan pada kegiatan anak saja dan disarankan tidak menyebutkan lokasi real time anak.
Orang tua pasti ingin memiliki dokumentasi tumbuh kembang anaknya. Boleh saja apabila ingin membagikannya di medsos. Namun, orang tua perlu menyeleksi atau membatasi siapa saja yang sekiranya boleh melihat dokumentasi-dokumentasi tersebut.
"Akan lebih baik apabila orangtua menyimpannya sendiri dan menyusunnya dalam folder-folder pribadi yang dapat diakses orangtua atau anak ketika dewasa nanti,” ujar Ina.
4. Batasi orang yang dapat melihat dokumentasi anak
Poin keempat ini berkaitan dengan poin ketiga, apabila orang tua memutuskan untuk membuat akun anak di medsos, maka alangkah baiknya membatasi orang-orang yang dapat melihat dokumentasi anak, agar terhindar dari penyalahgunaan dokumentasi anak.
Dalam hal ini, orang tua menjadi pusat kontrol dan kendali utama atas siapa saja yang dapat melihat foto-foto aktivitas dan kegiatan anak. "Kita tidak tahu apa yang akan orang lakukan pada konten yang kita bagikan. Maka sebaiknya kita yang memegang kontrol penuh terhadap apa yang akan kita bagikan di medsos," kata Ina.
Anak memiliki kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Pasalnya dalam konteks media sosial, anak masih belum bisa menggunakannya dan tidak memiliki kendali atas apa yang akan orang lakukan terhadap dokumentasi/identitas yang orang tua bagikan.
Membuat akun medsos anak sejatinya tidak masalah selama orang tua dapat menetapkan tujuan atau alasannya dengan baik, serta memahami apa yang harus dilakukan. Tujuannya, untuk mencegah penyalahgunaan data atau dokumentasi anak di era digitalisasi ini.