REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masih banyak orang yang belum mengetahui tanda-tanda awal serangan jantung akan terjadi. Para ahli mengatakan, ada gejala tertentu yang terjadi pada hari-hari dan pekan-pekan sebelum serangan jantung yang bisa menjadi tanda bahaya.
Pertama, adanya nyeri dada atau tekanan. Menurut profesor kedokteran di Johns Hopkins University School of Medicine, dr Roger Blumenthal, angina adalah nyeri dada intermiten yang disebabkan oleh penumpukan plak secara bertahap di dalam arteri.
Kondisi tersebut dapat menjadi tanda peringatan bahwa serangan jantung atau cardiac event dapat terjadi pada hari-hari berikutnya. Penyempitan atau kejang pembuluh darah di bagian luar jantung juga dapat menyebabkan gejala ini. Penting untuk menghubungi dokter jika Anda merasakan ketidaknyamanan dada.
Kedua, nyeri leher, bahu, atau rahang. Serangan jantung dengan rasa sakit langsung di lengan kiri. Namun, tanda-tanda nyeri awal mungkin tidak begitu jelas.
“Terkadang angina identik dengan nyeri dada atau tekanan dada, tetapi terkadang, terutama pada orang yang lebih tua, mungkin ada gejala terkait lainnya seperti nyeri yang menjalar ke leher atau bahu atau lengan,” kata Blumenthal dilansir laman Huffpost, Jumat (24/3/2023).
Ketiga, mudah tertidur atau tidak nyaman setelah beraktivitas. Seorang profesor kedokteran kardiovaskular klinis di Stanford Health Care, dr Abha Khandelwal, mengatakan mudah kehabisan napas juga bisa menjadi tanda bahaya. Ini bisa termasuk merasa lebih lelah dari biasanya setelah melakukan tugas sederhana.
Contohnya, memasang lampu baru atau menyiapkan taman untuk musim semi. Dia mengatakan, beberapa orang juga merasakan mati rasa di lengan atau dada setelah aktivitas yang ekstrem.
Keempat, mual atau masalah perut lainnya. Menurut ahli jantung Yale Medicine dan asisten profesor di Yale School of Medicine, Connecticut, dr Nikhil Sikand, mengatakan sakit perut, mual, dan kelelahan secara keseluruhan juga merupakan tanda peringatan serangan jantung. Namun itu tidak berlaku untuk semua orang. “Beberapa pasien mungkin memiliki gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali,” kata dia.