Sabtu 25 Mar 2023 02:53 WIB

Malam Ketiga Ramadan, Wapres Tarawih Bersama para Santri Ponpes An Nawawi Tanara

Bhalat berjamaah di tengah santri menghadirkan kebahagiaan bagi wapres.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Erdy Nasrul
Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Presiden Ma’ruf Amin melaksanakan Shalat Tarawih bersama para santri di Masjid Agung Penata, Kawasan Pondok Pesantren (Ponpes) An Nawawi Tanara (Penata), Serang, Banten di malam ketiga bulan Ramadhan, Jumat (24/3/2023). 

Dalam pesan yang dibagikan Sekretariat Wakil Presiden, shalat berjemaah di tengah santri menghadirkan kebahagiaan bagi Kiai Ma'ruf. Sebab, hal tersebut mengingatkannya ketika dirinya masih menjadi santri dan menghabiskan sebagian besar masa mudanya di lingkungan pesantren.

Baca Juga

Kiai Ma\'ruf secara khusyuk melaksanakan shalat tarawih bersama para santri. Selain para santri dan santriwati, turut serta dalam Shalat Tarawih diantaranya para pengurus Ponpes An Nawawi Tanara (Penata), serta para perangkat Wapres yaitu ajudan dan paspampres.

Bertindak sebagai Imam Shalat Tarawih kali ini adalah Ustaz Abdul Harits yang memimpin jalannya Shalat Tarawih yang berjumlah 20 rakaat tersebut. Sedangkan bertindak sebagai Bilal dan pemimpin do'a adalah para santri Ponpes, yaitu Hasbi dan Dafa. Rangkaian Shalat Tarawih berjemaah ditutup dengan Shalat Witir tiga rakaat.

Sebelum meninggalkan masjid, Wapres memberikan kesempatan kepada santri untuk bersalaman dengannya. Para santri pun bergantian secara teratur dan satu persatu santri tampak semangat menyalami Kiai Ma'ruf.

Pada hari kedua Ramadhan ini juga, Ma\'ruf mengisi kegiatannya dengan melaksanakan Shalat Jumat di Masjid Agung Penata, kawasan Pondok Pesantren (Ponpes) An Nawawi Tanara (Penata), Serang, Banten yang dihadiri Pj. Gubernur Banten Al Muktabar dan Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Banten Sabilul Alif.

Di samping menjalankan tugas kenegaraannya, Wapres juga tetap memprioritaskan aktivitas ibadahnya dengan dengan khusyuk dan tekun, khususnya di Bulan Suci Ramadan.

Ia meyakini, dengan bekal ilmu agama yang kuat, akan menjadi dasar baginya dalam mengemban tanggung jawab kenegaraan.

"Sebab, ilmu agama merupakan benteng terkuat dalam menjaga niat dan ketulusan seseorang dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sehari-hari," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement