Sabtu 25 Mar 2023 04:59 WIB

Jangan Sepelekan Bekas Air Kencing Anda, Ini Alasannya 

Air kencing bisa sebabkan datangnya adzab kubur kelak

Rep: Imas Damayanti / Red: Nashih Nashrullah
Tisu toilet (ilustrasi). Air kencing bisa sebabkan datangnya adzab kubur kelak
Foto: www.freepik.com
Tisu toilet (ilustrasi). Air kencing bisa sebabkan datangnya adzab kubur kelak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Istinja atau istihabah wajib dilakukan umat Islam untuk membersihkan apapun yang keluar dari salah satu dari dua jalan. Baik itu berupa air kencing ataupun tinja, atau darah, wadi dan madzi.

Saking pentingnya sehingga hukum istinja sendiri merupakan wajib, Sayyidina Ali berkata: 

Baca Juga

كُنْتُ رَجُلًا مَذَّاءً وكُنْتُ أسْتَحْيِي أنْ أسْأَلَ النبيَّ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ لِمَكَانِ ابْنَتِهِ فأمَرْتُ المِقالمِقْدَادَ بنَ الأسْوَدِ فَسَأَلَهُ فَقالَ: يَغْسِلُ ذَكَرَهُ ويَتَوَضَّأُ

"Aku adalah seorang laki-laki yang banyak mengeluarkan madzi. Dan aku malu bertanya kepada Nabi karena kedudukan putri beliau. Aku pun menyuruh Miqdad bin Aswad untuk bertanya kepada beliau. Nabi bersabda, "Yughsilu dzakarahu wayatawadho'." 

Yang artinya, "Hendaklah dia membasuh zakarnya (penis/kemaluan) dan berwudhu."

Dalam riwayat Ibnu Abbas bahwa Nabi SAW melewati dua makam Muslim dan bersabda sebagai berikut: 

أَمَا إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَححَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ وأما الآخر فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ  

Yang artinya, "Sungguh keduanya benar-benar diadzab. Dan keduanya tidak diadzab karena dosa besar. Salah satu dari keduanya dulu tidak berhati-hati terhadap air kencingnya. Sementara yang lain dulu menyebarkan fitnah di antara manusia,".

Sementara itu, dalam riwayat lain, Rasulullah SAW juga mengingatkan bahaya menyepelekan air kencing, sebagai berikut:

 أربعة يؤذون أهل النار على ما بهم من أذى، يسعون بين الجحيم والحميم بالويل والثبور، يقول أهل النار بعضهم لبعض: ما بال هؤلاء قد آذونا على ما بدا من الأذى؟ ! فرجل مغلق عليه تابوت من جمر، ورجل يجر أمعاءه، ورجل يسيل قيحا وصديدا، ورجل يأكل لحمه، فيقال لصاحب التابوت : ما بال الأبعد قد آذانا على ما فينا من الأذى؟ فيقول: إن الأبعد مات وفي عنقه أموال الناس، ثم يقال للذي يجر أمعاءه : ما بال الأبعد آذانا على ما بدا من الأذى؟ فيقول: إن الأبعد كان لا يبالي أين يصاب البول منه ثم لا يغسله.

ما بال الأبعد آذانا على ما بدا من أذى؟ فيقول : إن الأبعد كان ينظر إلى كل كلمة قبيحة يستلذها كما يستلذ الرفث، ثم يقال للذي يأكل لحمه : ما بال الأبعد يؤذينا على ما فينا من الأذى؟ قال : إن الأبعد كان يأكل لحوم الناس بالغيبة، ويمشي بينهم بالنميمة 

"Ada empat orang yang akan menyakiti penghuni neraka di atas segala siksaaan yang mereka alami. Mereka berjalan di antara air yang mendidih dan api yang membara. Mereka meneriakkan kecelakaan dan kebinasaan. Penghuni neraka pun berkata satu sama lain, 'Mengapa mereka menyakiti kita di atas segala siksaan yang kita alami?'

Laki-laki pertama dikunci dalam peti dari bara api. Laki-laki kedua menyeret ususnya. Laki-laki ketiga mulutnya mengalirkan nanah dan darah. Dan laki-laki keempat memakan dagingnya sendiri. Dikatakan kepada si pemilik peti, 'Mengapa laki-laki yang paling jauh itu menyakiti kami di atas segala siksaan yang kami alami?'

Dia berkata, 'Sesunggunya laki-laki yang paling jauh itu mati dengan menanggung harta manusia yang tidak mampu dibayar atau dilunasinya'. Kemudian dikatakan kepada laki-laki yang menyeret ususnya, 'Kenapa laki-laki yang paling jauh itu menyakiti kami di atas segala siksaan yang kami alami?'

Dia berkata, 'Sesungguhnya laki-laki yang paling jauh itu dulu tidak memedulikan di mana air kencing mengenainya,dia tidak membasuhnya.' Kemudian dikatakan kepada laki-laki yang mulutnya mengalirkan darah dan nanah, 'Mengapa laki-laki yang paling jauh itu menyakiti kami atas segala siksaan yang kami alami?'. Dia berkata, 'Sesungguhnya laki-laki yang paling jauh itu dulu memakan daging manusia dengan ghibah dan berinteraksi bersama mereka dengan adu domba." (HR Thabrani).

Dengan demikian, penuntasan harus dilakukan terlebih dahulu sebelum istinja. Tetapi apa itu hakikat penuntasan? Yakni orang yang membuang air menuntaskan tempat keluarnya kotoran. Apabila dia membuang air besar maka cukup dengan merasakan bahwa tidak ada lagi yang tersisa dalam perutnya yang akan keluar.

Baca juga: Perang Mahadahsyat akan Terjadi Jelang Turunnya Nabi Isa Pertanda Kiamat Besar?

Apabila dia membuang air kecil, jika dia laki-laki maka penuntasan dapat dia lakukan dengan cara apapun yang menjadi kebiasaannya tanpa harus terseret ke dalam keraguan. 

Dan jika dia perempuan, menurut para ulama maka dia tidak harus melakukan penuntasan. Menurut pandangan Madzhab Syafii dan Hanbali, perempuan melakukan penuntasan dengan mengurut daerah di bagian atas kemaluannya. Rasulullah SAW bersabda: 

اتَّقُوا الْبَوْلَ فَإِنَّهُ أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ فِي الْقَبْرِ "Berhati-hatilah terhadap air kencing. Sesungguhnya ia adalah perkara yang pertama kali akan dihisab dari seorang hamba di dalam kubur." (HR Thabrani).   

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement