REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait rencana pembangunan bandara VIP di Ibu Kota Nusantara (IKN). Ia mengatakan, Kemenhub bekerja sama dengan Kementerian PUPR sudah melakukan pembahasan untuk mencari kontraktor terbaik.
"Saya sudah lapor juga ke Pak Presiden tentang bahwa bandara VIP di IKN itu akan kita bangun. Kami bersama-sama dengan kementerian PU sudah melakukan suatu pembahasan kita akan mencari kontraktor yang terbaik dan insyaallah pada Mei atau Juni sudah bisa efektif," kata Menhub Budi Karya di Istana Kepresidenan Jakarta, dikutip pada Sabtu (25/3).
Menurutnya, rencana lokasi bandara VIP tersebut akan berada di sekitar 10 kilometer dari IKN. "Yang lokasinya kira-kira 10 kilo lah dari IKN," kata dia menambahkan.
Budi Karya menyampaikan, perlunya upaya bersama untuk menarik minat para investor ke IKN. Pada pekan lalu, ia pun sudah bertemu dengan investor asal Korea. Menhub menyebut, selain Jepang, investor dari Korea dan India juga sangat berminat untuk berinvestasi di IKN.
"Jadi India, Jepang, Korea ini sangat berminat. Tapi memang ini butuh waktu. Karena mereka membutuhkan suatu asesmen tentang bagaimana bantuan itu efektif," lanjut dia.
Menurut Menhub, pembangunan bandara di IKN bisa saja dilakukan terlebih dahulu oleh pemerintah. Setelah itu, investor bisa masuk ke dalam tahapan pengembangan bandara.
"Bandara juga sebenarnya bisa juga kita awal melakukan investasi, setelah itu investor itu masuk di dalamnya. Berapa persen seperti Kualanamu," ungkapnya.
Selain pembangunan bandara VIP, Menhub juga menyampaikan rencana pembangunan kereta api di IKN. Pemerintah membuka opsi agar investor asing bisa turut membangun sarana transportasi kereta api di IKN.
Pembangunan kereta api ini diperlukan karena populasi di IKN nantinya akan mencapai dua juta orang. "Kereta api IKN ini juga ada opsi investor dari luar hadir. Mengingat bahwa nanti populasi di IKN itu cukup lumayan ya bisa sampai 2 juta," kata Menhub.
Rencana pembangunan kereta api di IKN ini akan melengkapi fasilitas yang sudah ada seperti jalan tol. Sehingga masyarakat bisa memiliki pilihan transportasi dari bandara ataupun dari Balikpapan menuju ke IKN.
"Sehingga dari bandara, dari Balikpapan menuju IKN itu bukan redundant, tapi melengkapi yang sudah ada jalan tol, kita membuat juga jalan KA. Menghindari redudansi atau penumpukan prasarana, maka KA itu tidak langsung dari airport ke IKN tapi masuk dalam Balikpapan, setelah itu baru keluar, baru sejajar tol," jelas Budi Karya.