REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (NFA) memproyeksikan total produksi gula konsumsi pada tahun ini hanya mencapai 2,6 juta ton. Sedangkan angka kebutuhan gula nasional pada tahun ini mencapai 3,4 juta ton.
"Sehingga selisihnya masih harus ditutup oleh pasokan luar negeri," ujar Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (25/3/2023).
Ia melanjutkan, langkah pengadaan dari luar ini yang NFA percepat sejak awal agar tidak terjadi kelangkaan di masyarakat. Hal itu mengingat puasa dan lebaran tahun ini lebih dekat dengan awal tahun dan mendahului musim giling tebu.
Berdasarkan Prognosa Neraca Pangan yang disusun NFA, stok awal gula nasional di Januari 2023 sebesar 1,1 juta ton, adapun kebutuhan gula nasional per bulan tercatat sebesar 283 ribu ton.
Berdasarkan penghitungan kebutuhan gula nasional tersebut, untuk mengamankan kebutuhan sampai Idul Fitri, NFA menyiapkan penambahan pasokan gula. "Mengingat saat hari raya kerap terjadi lonjakan permintaan dan konsumsi, sementara musim giling tebu baru akan mulai sekitar Mei," ungkap Arief.
Untuk itu, ia melanjutkan, NFA telah melakukan percepatan proses pengadaan gula konsumsi oleh BUMN Pangan. NFA melakukan penugasan, dengan menyampaikan surat permohonan penugasan Menteri BUMN kepada BUMN Pangan dalam hal ini ID Food dan PTPN Holding Perkebunan untuk melakukan pengadaan gula konsumsi luar negeri.
"Prosesnya sudah berjalan dan ditargetkan sudah ada yang masuk pada Maret-April ini untuk menambah stok dan menjaga harga di tengah bulan puasa dan lebaran," ujarnya.