REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pasar keuangan syariah saat ini mulai diminati oleh generasi muda usia milenial dan generasi Z. Hal tersebut dibuktikan dengan mendominasinya dua generasi tersebut dalam kepemilikan modal di akun pasar modal syariah.
“Kesadaran investasi semakin tinggi terbukti investasi komposisi investor ritel maupun investor saham syariah Indonesia, itu 95 persen saham syariah investornya anak muda,” ujar Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia (BEI), Irwan Abdalloh, dalam Webinar Gebyar Safari Ramadhan 1444H yang pertama di tahun 2023 dengan tema “Investasi Hijau di Keuangan Syariah”, Jumat (24/3/2023).
Irwan melanjutkan, dengan jumlah anak muda yang mendominasi pasar modal syariah dibarengi kesadaran berinvestasi yang tinggi, maka pertumbuhan pasar modal syariah berpotensi besar bertumbuh dan mendorong perekonomian Indonesia.
Dia memperkirakan pertumbuhan keuangan syariah ke depan akan banyak ditopang oleh pasar modal syariah.
Terlebih, sejak 2019 pemerintah gencar menerbitkan green sukuk ritel dalam bentuk sukuk tabungan setiap akhir tahun. Bahkan, dalam waktu dekat, BEI akan meluncurkan indeks saham syariah berbasis ESG.
Irwan mengatakan untuk peluncuran indeks saham syariah berbasos ESG, BEI telah mengkajinya bersama OJK dan pemangku kepentingan lainnya.
Dia pun menerangkan, indeks saham syariah berbasis ESG mengukur kinerja harga saham syariah dengan likuiditas transaksi yang tinggi, kinerja keuangan yang baik, dan penilaian terhadap peringkat risiko ESG perusahaan.
“Mudah-mudahan segera kami luncurkan, kajian sudah selesai. Market punya preferensi khusus tentang green syariah indeks tersebut, dan diharapkan akan memperluas portofolio produk baik turunannya, reksadana syariah atau ETF atau produk lainnya,” tutur Irwan.
Baca juga: Muhammadiyah Resmi Beli Gereja di Spanyol yang Juga Bekas Masjid Era Abbasiyah
Sektor keuangan syariah terbukti tangguh dan mampu bertahan dalam kondisi ketidakpastian perekonomian saat ini. Pada akhir November tahun 2022, total asset keuangan syariah mencapai Rp2.312,72 triliun, tumbuh 15 persen dari tahun sebelumnya.
Per November 2022, total asset pada sektor perbankan syariah mencapai Rp756,30 triliun dan memiliki market share sebesar 6,8 persen.
Sementara untuk total asset pada pasar modal syariah termasuk saham sayariah dan sukuk negara mencapai Rp5.924,08 triliun dan memiliki market share sebesar 18,43 persen. Total asset pada sektor IKNB syariah mencapai Rp143,97 triliun dan memiliki market share sebesar 4,69 persen.