REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jabar terus mewaspadai kemungkinan potensi penyebaran polio. Hal ini terjadi, setelah temuan satu kasus positif di Kabupaten Purwakarta.
Menurut Ketua Tim Surveilans Dinkes Jabar Dewi Ambarwati, timnya bersama Dinkes Purwakarta, Kementerian Kesehatan RI, serta WHO telah turun ke Desa Tegal Datar Kecamatan Maniis untuk melakukan langkah penyelidikan epidemiologi polio.
Atas dasar rekomendasi tim ahli, kata dia, beberapa langkah sudah diambil. Pertama, menggambil sampel tinja dari 30 anak sehat di desa tersebut untuk melihat apakah sudah ada sirkulasi virus dan terpapar pada anak sekitar tetapi tidak sakit (seperti kejadian di Aceh)
Kedua, kata dia, skrining dari rumah ke rumah untuk mencari suspek AFP, dan melihat situasi kesehatan anak-anak mulai dari riwayat imunisasi, kesehatan lingkungan, dan lain-lain.
"Hingga 17 Maret 2023, tim telah berhasil mewawancarai 261 kepala keluarga dari target 200 rumah," ujar Dewi, Sabtu (25/3/2023).
Ketiga, kata dia, merujuk pasien suspek polio di Desa Tegal Datar ke RS Hasan Sadikin untuk diperiksa lebih lanjut. Keempat, mengedukasi dan meningkatkan kapasitas puskesmas dan rumah sakit di Purwakarta.
Kelima, kata dia, mencegah penyebaran kasus dengan melakukan ORI (Outbreak Respon Imunization). Yakni imunisasi polio tetes tipe 2 atau lebih dikenal dengan Sub PIN pada semua anak di bawah usia 5 tahun, di seluruh kabupaten/kota yang memiliki peta risiko tinggi polio.