REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sakit kepala merupakan gejala utama bagi banyak orang yang berpuasa, terutama pada hari-hari pertama bulan suci Ramadhan. Hal itu sebagai akibat dari cepatnya perubahan kebiasaan makan dan berkurangnya konsumsi cairan, perubahan kebiasaan tidur, yaitu begadang dalam waktu yang lama.
Dilansir di Gulf Times, Sabtu (23/3/2023), Konsultan Senior Pengobatan Darurat di Hamad Medical Corporations (HMC) Yousef al-Tayeb mengatakan beberapa orang yang puasa mungkin mengalami sakit kepala sebelum berbuka puasa. Sebagian lainnya mengalami setelah berbuka dan itu berbeda dari satu orang ke orang lain.
Gejala itu termasuk dua jenis, yakni sakit kepala primer dan sakit kepala sekunder. Al-Tayeb menambahkan sakit kepala sering terjadi sebelum berbuka puasa (buka puasa) karena kekurangan glukosa dalam darah dan kadarnya di bawah normal. Sebab glukosa merupakan sumber energi penting dalam tubuh, dan makanan adalah sumbernya.
Setelah mengonsumsi makanan dan memasuki proses pencernaan dan metabolisme, ia berubah menjadi gula sederhana yang dikenal sebagai glukosa. Itu ditransmisikan ke sel-sel tubuh untuk digunakan oleh berbagai organ di dalamnya untuk melakukan berbagai operasi vital.
Beberapa orang mungkin merasakan sakit kepala setelah berbuka puasa, dan ini sering terjadi sebagai akibat dari gangguan pencernaan dan perut penuh yang melebihi kebutuhannya akan makanan dan minuman. Hal itu menekan diafragma sehingga menghambat mekanisme pernapasan, menyebabkan orang yang berpuasa merasa sakit, sesak napas, kelelahan dan sakit kepala.
Untuk itu Al-Tayebb memberikan 10 tips bagi orang yang berpuasa agar terhindar dari sakit kepala saat bulan suci.