REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kantor Urusan Internasional (KUI), Kampus Digital Kreatif Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) melakukan kegiatan studi banding ke Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia (STIKI) Malang, Jawa Timur. Kegiatan ini dilakukan di ruang rapat STIKI Malang, pada Rabu (15/3/2023) silam.
Studi banding ini dihadiri oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik, Diah Puspitasari, Ketua Program Studi (Kaprodi) Sastra Inggris Agus Priadi, Kepala KUI Jimmi dan Staff Lembaga Bahasa Universitas BSI, Ary Iswanto Wibowo. Sementara dari STIKI Malang, dihadiri oleh Ketua STIKI Malang Eva Handriyantini, Head of Global Partnership and Public Relations Arif Tirtasana, Wakil Ketua Bidang Akademik STIKI Malang, Daniel Rudiaman Sijabat dan Kaprodi Sistem Informasi, Anita.
Diah Puspitasari menjelaskan bahwa tujuan kegiatan studi banding ini untuk mempelajari dan mengetahui lebih mendalam mengenai tata pengelolaan program internasional, baik berupa pengelolaan student exchange, transfer credit, student international conference, international exhibition.
“Hal ini tentunya sangat positif guna menciptakan hubungan kerja sama luar negeri antara Universitas BSI dengan kampus mitra dari luar negeri,” ujar Diah dalam keterangan rilis, Senin (20/3/2023).
Sementara itu, Jimmi mengatakan bahwa melalui studi banding dan pemaparan yang dilakukan oleh Arif Tirtasana, banyak sekali insight-insight yang dapat diperoleh dari informasi yang telah diberikan.
“Antara lain harus adanya pondasi kuat serta komitmen dalam dunia Pendidikan, berupaya memperkuat tali komunikasi dengan pihak kampus luar negeri, adanya saling mendukung (support) dalam sebuah event atau kegiatan Pendidikan dan trust antar kedua institusi nantinya,” ujar Jimmi.
Ia menambahkan, dalam program internasional selain program student exchange, transfer credit, international student conference, culture camp ataupun international exhibition, juga perlu di siapkan kemampuan penguasaan Bahasa Asing, terutama Bahasa Inggris untuk mahasiswa agar mereka siap membaur dengan mahasiswa asing melalui komunikasi Bahasa Inggris.
“Semoga dengan adanya kegiatan studi banding ini memiliki manfaat untuk mengetahui atmosfer akademik, meningkatkan mutu dan relevansi Pendidikan Tinggi, Penguatan mutu dosen dan tenaga kependidikan, dan meningkatkan akses Pendidikan tinggi,” tutupnya.