Ahad 26 Mar 2023 07:56 WIB

Kiat Memulai Membuat Konten di TikTok untuk Pemula

Hal pertama yang harus dilakukan oleh kreator konten adalah konsistensi.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Natalia Endah Hapsari
Para kreator konten berbagi kiat agar berhasil menarik banyak pengikut/ilustrasi.
Foto: Universitas Bina Sarana Informatika
Para kreator konten berbagi kiat agar berhasil menarik banyak pengikut/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Media sosial di era sekarang tidak hanya menjadi tempat berbagi cerita  kehidupan sehari-hari. Tetapi kita juga dapat membuat sebuah konten di sana.

Kreator TikTok Ayuenstar (@ayuenstarofc) membagikan kiat-kiat memulai membuat konten di TikTok untuk pemula. Menurut Ayuenstar, hal pertama adalah harus konsisten.

Baca Juga

Kedua, kreator harus tahu konten seperti apa  yang mau dia buat dan dibagikan ke pengguna TikTok.

“Itu juga harus dipikirin juga kan. Jadi ya cuma itu saja sih sebenarnya kalau untuk pemula banget,” ujar Ayuenstar di acara virtual “Konferensi Pers Peluncuran Kampanye Ramadan #SerunyaBareng di TikTok”.

Sementara itu, kreator TikTok Herma Retno Prabayanti (@hermaprabayanti) berbagi beberapa kiat agar kontennya menarik di bulan Ramadhan ini. Karena Herma memiliki latar belakang dosen dan meneliti tentang TikTok untuk disertasinya, hal yang dia lakukan adalah mencatat semua wawasan (insights) dan komentar, kemudian mengklasifikasikan itu di pemetaan audiens.

Herma membuat penelitian budaya siber untuk bisa memetakan audiens. Lalu dari pemetaan audiens itu, Herma turunkan menjadi konten-konten. “Ini pertama meledak itu aku hampir satu juta ya viewers-nya waktu itu, terus viewers kedua itu ratusan ribu. Jadi sampai detik ini Alhamdulillah aku tidak pernah viewers di bawah 100 ribu dalam 2x24 jam, biasanya dalam 24 jam biasanya 100 ribu begitu,” ujar Herma menjelaskan.

Ini dikarenakan Herma benar mencatat wawasannya. Jadi, perempuan yang sedang kuliah S3 ini melanjutkan, jangan cuma berbagi cerita saja, tetapi juga mengamati. “Karena observasi siapa tahu bisa jadi insight positif buat kita,” katanya.

Herma juga menyarankan untuk memerhatikan kebutuhan audiens. Contohnya, audiens di TikTok Herma memiliki kebutuhan gambar yang estetis. Jadi sebisa mungkin Herma membuat konten dengan kamera.

Sedangkan di konten anaknya ada musik dan kalimat khas remaja. Herma menyebutkan anaknya, yang merupakan duta SMA nasional, juga mengedukasi remaja untuk bisa membuat konten yang positif, yang benar-benar mengedukasi untuk banyak orang. Sementara itu, suaminya menggunakan ponsel untuk membuat konten di TikTok dan menggunakan bahasa Jawa Surabaya.

Herma melihat audiens ini adalah keluarga. Dia percaya kreator TikTok bukan seperti misalnya membuat konten terus pengikut atau viewers-nya banyak. “Semua orang juga kreator TikTok. Jadi setiap yang punya akun TikTok adalah produsen dan sekaligus konsumen dari konten-konten yang ada di TikTok,” ujar Herma.

Ayuenstar juga menambahkan bahwa kreator juga harus mengenal branding mereka sendiri dan tema apa yang mau dibawakan. Misalnya, Ayuenstar adalah tipe kreator yang menghibur. Jadi, karena Ayuenstar merupakan penyanyi, konten-kontennya adalah menyanyi.

Hal yang harus difokuskan Ayuenstar adalah audio dan visual. Karena, dia bernyanyi dan orang juga melihat caranya bernyanyi. “Mungkin kalau dari teman-teman yang misalnya kreatornya adalah chef atau misalkan fashion jadi lebih digali lagi kreativitasnya di situ, lebih fokus,” katanya.

Saat ditanya bagaimana kreator supaya dapat  menghasilkan dan memproduksi konten-konten, jawaban Herma adalah disiplin dari diri sendiri. Herma mengungkapkan setiap hari dia posting konten di TikTok. Kontennya adalah apa yang keluarganya lakukan pada hari itu atau paling tidak kemarin. Jadwal tayangnya adalah sore hari.

“Jadi kebaruan bagi saya itu penting karena yang terjadi hari ini kayak saya percaya bahwa Bumi ini ada suaranya, kalau suaranya hari ini ya hari ini yang kami suarakan. Kalau saya itu ya tipe konten saya,” katanya.

Terkait disiplin ini juga, Herma mengungkapkan kalau perlu pasang alarm untuk hal-hal seperti  hari ini melakukan apa, menyunting video jam berapa, wajib selesai mengedit berapa menit, dan kemudian harus langsung di-posting.

“Kalau saya sekitar jam lima sore paling telat, jam enam sore tayang, daily. Itu kecuali sakit dan lainnya,” ujar Herma.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement