REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dua orang yang diidentifikasi sebagai pria asal Honduras ditemukan tewas di sebuah gerbong kereta api di Texas selatan. Pada Sabtu (25/3/2023) Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki kasus tersebut sebagai kemungkinan penyelundupan manusia.
"Kami akan terus menangani ancaman keselamatan publik yang serius yang ditimbulkan oleh organisasi penyelundupan manusia dan pengabaian mereka yang sembrono terhadap kesehatan dan keselamatan mereka yang diselundupkan," kata juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Nina Pruneda.
Pruneda mengatakan, penyelidikan sedang berlangsung. Tetapi dia tidak mengatakan apakah ada migran yang ditahan.
Dua korban tewas termasuk di antara 17 orang, terdiri dari 15 pria dan dua wanita, yang ditemukan pada Jumat (24/3/2023) di gerbong kereta api. Perusahaan kereta api Union Pacific Railroad mengatakan, 17 orang itu ditemukan di dua gerbong di dekat Knippa, Texas, sekitar 70 mil barat San Antonio dan kurang dari 100 mil dari perbatasan AS dengan Meksiko.
Union Pacific mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan pihak berwenang dalam penyelidikan. Perusahaan sangat terpukul dengan ditemukannya korban tewas.
"Keselamatan adalah fokus kami, dan kami memiliki kebijakan ketat untuk mencegah akses tidak sah ke kereta kami," kata pernyataan dari juru bicara Union Pasific, Robynn Tysver.
Empat korban selamat yang ditemukan di dalam gerbong kereta api dibawa ke rumah sakit. Namun pihak berwenang tidak merilis kewarganegaraan dan kondisi mereka. Pada Sabtu (25/3/2023) University Health di San Antonio menyatakan bahwa dua laki-laki yang selamat berada dalam kondisi kritis.
Kepala polisi Uvalde, Daniel Rodriguez mengatakan petugas menerima panggilan 911 pada Jumat, sekitar pukul 15:50 waktu setempat dari orang tak dikenal. Orang yang menelpon itu mencari bantuan karena banyak imigran tidak berdokumen yang mati lemas di dalam gerbong kereta.
Rodriguez mengatakan kepada media lokal, dia meyakini panggilan itu berasal dari dalam salah satu gerbong kereta tempat para migran ditemukan. Dugaan penyebab kematian belum dirilis. Namun suhu tertinggi di area tersebut mendekati 90 derajat Fahrenheit atau 32 derajat Celcius.
Musim panas lalu, lebih dari 50 migran tewas setelah puluhan orang ditemukan di belakang trailer traktor yang ditinggalkan di pinggiran San Antonio. Tragedi itu adalah episode penyelundupan paling mematikan di perbatasan selatan Amerika.
Para migran secara rutin melakukan perjalanan melalui Uvalde. Setelah pembantaian di Sekolah Dasar Robb di Uvalde pada Mei lalu, anggota parlemen Texas menyimpulkan bahwa frekuensi penguncian mungkin telah menyebabkan berkurangnya rasa kewaspadaan tentang keamanan.
Di sisi lain Texas, seorang anak berusia 17 tahun pada Jumat didakwa dengan penculikan dua migran yang diselamatkan minggu ini dari sebuah hotel di Houston oleh agen FBI. Para migran dihentikan di jalan raya barat laut Houston pada Sabtu dan dipaksa masuk ke kendaraan lain oleh para penculik.