Ahad 26 Mar 2023 14:45 WIB

Gubernur Khofifah Ajak Muhammadiyah Jadikan Indonesia Pusat Industri Halal

Kehadiran Kawasan Industri Halal di Sidoarjo harus diiringi pengembangan SDM.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa.
Foto: Dok UMM
Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa.

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa mengajak keluarga besar Muhammadiyah Jatim untuk bersama-sama mendukung Indonesia agar mampu menjadi pusat industri halal dunia. Khofifah mengatakan, untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia dibutuhkan pemikiran strategis dari para pimpinan dan tokoh Muhammadiyah.

"Kekuatan Jawa Timur untuk menjadi pusat industri halal Indonesia sudah terwujud dan terus kita kembangkan, sehingga ketika Indonesia menjadi pusat industri halal dunia," kata Khofifah dalam keterangan tertulis yang diterima di Kota Malang, Jawa Timur, Ahad (26/3/2023).

Khofifah menjelaskanm seperti yang disampaikan Founder Alibaba Group, Jack Ma, pada 2030, sekitar 99 persen pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dunia akan melakukan pemasaran dan penjualan secara daring, dan 85 persen di antaranya melalui e-commerce.

Dengan kondisi tersebut, lanjut dia, jejaring lembaga ekonomi di lingkungan Muhammadiyah akan mengalami penguatan yang luar biasa jika bersambung dengan kekuatan perguruan tinggi yang dimiliki Muhammadiyah. "Menurut saya, bukan hanya untuk jejaring pasar, tetapi hal ini akan memberikan penguatan UMKM daring global," kata Khofifah.

Kemudian, sambung dia, penguatan jaminan produk halal juga tidak boleh dikesampingkan. Hal tersebut diperkuat dengan jumlah populasi masyarakat Muslim pada 2030 yang diperkirakan mencapai 26 persen dari populasi masyarakat dunia. "Ini adalah pasar yang luar biasa," ujar Khofifah.

Eks menteri sosial (mensos) itu menyebutkan, pasar produk halal Asia-Pasifik pada 2030 akan mencapai 62 persen, Afrika 15 persen, Timur Tengah 20 persen dan Eropa-Amerika Serikat tiga persen. Khofifah menambahkan, produk halal saat ini sudah menjadi gaya hidup masyarakat global.

Oleh karena itu, kehadiran Kawasan Industri Halal di Sidoarjo saat ini juga harus diiringi dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang memadai. Muhammadiyah juga diharapkan mampu memberikan sejumlah pendampingan untuk pengembangan SDM itu.

"Misalnya, kita perlu penguatan pendampingan sertifikasi halal pada berbagai produk, di sini Muhammadiyah bisa mengisinya melalui potensi warga maupun perguruan tinggi Muhammadiyah," kata Khofifah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement