REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS – Kejaksaan Agung Venezuela mengatakan, sebanyak 21 orang yang terdiri dari pejabat pemerintahan dan para pemimpin bisnis telah ditangkap. Mereka diduga terlibat skema korupsi yang melibatkan penjualan minyak internasional.
Jaksa Agung Venezuela Tarek William Saab mengatakan, skema yang diduga melibatkan penjualan minyak Venezuela melalui agen pengawasan mata uang kripto negara tersebut secara paralel dengan perusahaan minyak nasional Venezuela, PDVSA. Menurut Saab, badan pengawas diduga menandatangani kontrak untuk memuat minyak mentah ke kapal tanpa kontrol atau jaminan administratif apa pun.
Minyak tersebut pun dipasarkan. “(Namun) pembayaran terkait (minyak tersebut) tidak dilakukan kepada perusahaan minyak negara,” kata Saab dalam sebuah pernyataan, Sabtu (25/3/2023), tanpa menyebutkan seberapa banyak minyak yang telah diselundupkan.
Pernyataan Saab muncul lima hari setelah menteri perminyakan Venezuela yang pernah berkuasa, Tareck El Aissami, mengundurkan diri di tengah tuduhan korupsi terhadap beberapa rekan terdekatnya. El Aissami mengatakan dia mengundurkan diri untuk menemani dan mendukung penuh penyelidikan. Untuk saat ini, El Aissami, yang merupakan salah satu menteri tepercaya Presiden Nicolas Maduro, tidak menghadapi dakwaan.
Pemerintah AS menunjuk El Aissami sebagai gembong narkoba pada 2017 sehubungan dengan aktivitasnya di posisi sebelumnya sebagai menteri dalam negeri dan gubernur. Pengunduran diri El Aissami diumumkan dua hari setelah Kementerian Publik Venezuela menunjuk lima jaksa penuntut untuk menyelidiki dugaan kejahatan yang diselidiki oleh Polisi Antikorupsi Nasional.
Dari 10 pejabat pemerintahan Maduro yang telah ditangkap dalam kasus korupsi minyak, tiga di antaranya adalah wakil perdagangan dan pasokan kualitas di PDVSA Kolonel Antonio Perez Suarez, pengawas mata uang kripto nasional Joselit Ramirez, dan mantan menteri pangan Hugbel Roa. Selain pasal kejahatan terkait, para pejabat yang dibekuk akan didakwa melakukan kejahatan pengkhianatan terhadap negara.
Kejaksaan Agung Venezuela juga telah membekuk 11 pengusaha. Mereka akan didakwa dengan perampasan atau pengalihan aset publik, pengaruh menjajakan, pencucian uang dan asosiasi kriminal.
Korupsi telah lama merajalela di Venezuela, negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia. Namun para pejabat jarang dimintai pertanggungjawaban. Sebagian besar masyarakat Venezuela kini hidup dalam kemiskinan ekstrem.