REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif lembaga survei Indikator Politik Indonesia (IPI) Burhanuddin Muhtadi menilai peran calon wakil presiden akan menentukan dalam Pilpres 2024.
Hal itu disampaikan saat merilis survei terbaru oleh lembaganya yang memotret dinamika elektoral calon presiden (capres) dan cawapres pilihan publik dalam dua survei terbaru, pada Ahad (26/3/2023).
Survei itu menyimpulkan untuk pasangan capres masih didominasi tiga nama yakni Ganjar Pranowo, Pranowo Subianto, dan Anies Baswedan. Hanya saja, dari ketiga nama itu tidak ada yang dominan lantaran selisih elektabilitasnya tidak terlalu jauh.
Itu sebabnya, kata Burhanudin, posisi cawapres akan menjadi kunci kemenangan sekaligus memastikan visi misi presiden bisa dieksekusi oleh pasangan capres dan cawapres terpilih.
"Wapres punya signifikansi yang lebih besar secara elektoral maupun non elektoral," ujar Burhanuddin.
Dengan alasan itu, Burhanuddin dan lembaganya tidak mengelompokan membuat simulasi pasangan capres dan cawapres, melainkan menampilkan tingkat elektabilitas dan kesukaan publik terhadap cawapres secara personal.
Survei itu dilakukan dua kali pada 9-16 Februari 2023 (melibatkan 1.220 responden) dan pada 12-18 Maret 2023 dengan 800 responden. Keduanya dilakukan dengan metode tatap muka.
Dalam survei itu, nama Erick Thohir melesat tajam dalam dua bulan terakhir untuk posisi cawapres, terutama dalam simulasi lima nama. Nama Erick Thohir terus yang semula mendapat 12,9 persen pada November 2022 naik signifikan masing-masing 13,2 persen dan 17,6 persen pada Februari 2023.
Dalam simulasi tujuh nama ini, nama Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno yang semula berada di atas Erick, terlempar dari persaingan dalam simulasi lima nama lantaran elektabilitasnya menurun. Sehingga, praktis hanya Agus Harimurti Yudhoyo yang bersaing ketat dengan Erick Thohir dengan selisih hanya tiga persen.
"Basis dukungan terhadap calon wakil presiden, hanya Erick Thohir yang mengalami kemajuan paling besar. Ketika terjadi penurunan besar terhadap Ridwan Kamil, dukungan terhadap Erick Thohir meningkat paling besar, sementara terhadap calon lain relatif tidak banyak berubah," kata Burhanuddin.
Burhanuddin menambahkan, posisi cawapres tidak hanya punya kontribusi elektoral untuk memastikan kemenangan pasangan capresnya, tetapi juga dalam menjalankan roda pemerintahan setelah mereka terpilih.
"Peran cawapres nanti bukan lagi ban serap tetapi menjadi kunci kemenangan sekaligus memastikan visi misi presiden bisa dieksekusi oleh keduanya setelah mereka mengantongi kemenangan di 2024," ucap Burhanuddin.
Itu sebabnya, Burhanuddin mengingatkan pemilih agar tidak hanya melihat sosok calon presiden saja saat Pilpres 2024 nanti, tetapi juga siapa calon wakilnya.
"Karena kalau misalnya cawapres yang dipilih tidak memiliki keunggulan komparatif, baik dari sisi teknokratik maupun sisi yang lain, tentu kalau pun menang tidak akan memberikan banyak manfaat buat kelanjutan negara ini," tegas Burhanudin.