Ahad 26 Mar 2023 22:27 WIB

Badan Pangan: Bantuan Beras Dalam Proses Pengemasan

Bantuan pangan berupa beras sedang dalam proses pengemasan sebelum digelontorkan.

Pekerja memikul karung berisi beras di Pasar Simpang Limun, Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat (24/2/2023). Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyampaikan, bantuan pangan berupa beras sedang dalam proses pengemasan sebelum digelontorkan kepada 21,35 juta masyarakat berpendapatan rendah.
Foto: Antara/Yudi
Pekerja memikul karung berisi beras di Pasar Simpang Limun, Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat (24/2/2023). Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyampaikan, bantuan pangan berupa beras sedang dalam proses pengemasan sebelum digelontorkan kepada 21,35 juta masyarakat berpendapatan rendah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyampaikan, bantuan pangan berupa beras sedang dalam proses pengemasan sebelum digelontorkan kepada 21,35 juta masyarakat berpendapatan rendah.

"Kita akan segera gelontorkan bantuan pangan ini hingga tiga bulan ke depan dengan target sasaran 21,35 juta keluarga penerima manfaat sesuai database dari Kementerian Sosial. Perum Bulog telah mendapat penugasan dari pemerintah untuk menyalurkan ke seluruh penerima manfaat tersebut," ujar Arief dalam keterangan di Jakarta, Ahad (26/3/2023).

Baca Juga

Arief menekankan, penyaluran bantuan pangan tersebut merupakan tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo dalam rangka menjaga stabilitas pangan dan menekan lonjakan inflasi. Besaran bantuan pangan berupa paket 10 kilogram (kg) beras per penerima manfaat tersebut dilakukan selama tiga bulan dari Maret hingga Mei 2023.

"Untuk pembagiannya, mekanismenya nanti Bulog yang akan ditugaskan untuk mendistribusikan sampai titik distribusi terakhir, by name by address. Adapun Bulog tentu bekerja sama dengan pihak lain untuk kelancaran distribusi tersebut," jelasnya.

Arief mengakui fluktuasi harga beras saat ini memang memberikan tekanan tersendiri terhadap konsumen, terutama masyarakat berpendapatan rendah. Karena itu, bantuan pangan tersebut menjadi bantalan sehingga masyarakat mendapat beras yang terjangkau dengan kualitas yang baik.

Untuk memenuhi kebutuhan 21,35 juta penerima manfaat dengan perhitungan 10 kg per penerima selama tiga bulan, dibutuhkan sekitar 630 ribu ton beras. Arief menegaskan penyaluran beras untuk bantuan pangan ini berasal dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog.

Untuk itu, pihaknya mendorong Bulog untuk menyerap hasil produk petani dalam negeri sebanyak-banyaknya pada saat panen raya sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Sebagaimana yang telah pemerintah tugaskan kepada Bulog, melalui NFA, untuk menyerap 2,4 juta ton sepanjang 2023.

Sementara itu, untuk komoditas daging ayam dan telur juga akan digelontorkan, namun dengan kelompok sasaran yang lebih spesifik yaitu 1,46 juta kelompok masyarakat dengan risiko stunting berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Pendistribusiannya diupayakan sebelum lebaran dan akan dikelola oleh BUMN Pangan ID Food.

"Hasil produksi peternak ayam broiler dan petelur kita bantu penyerapannya dan kita berikan ke keluarga risiko stunting. Jadi di hulu kita serap, di hilir kita berikan ke masyarakat yang lebih detail lagi yaitu keluarga risiko stunting berdasarkan data dari BKKBN," ungkap Arief.

Dengan ini, tambahnya, pihaknya optimistis dapat terbangun ekosistem pangan yang terintegrasi dengan sinergi hulu dan hilir dapat terjaga. Di sisi hulu hasil produksi petani peternak dan nelayan dapat terserap melalui peran BUMN Pangan sebagai offtaker, sementara di hilirnya berbagai program pemerintah seperti pengentasan stunting dan pengentasan daerah rentan rawan pangan dapat tereksekusi dengan baik.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement