REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--– Sebuah penelitian terbaru telah membandingkan kemanjuran dua merek vaksin ketika digunakan sebagai booster. Penelitian yang dipublikasikan di British Medical Journal oleh tim akademisi dari Inggris dan Amerika Serikat ini menganalisis hasil dari vaksin Pfizer BioNTech yang juga disebut BNT162b2 dan vaksin Moderna (mRNA-1273) sebagai dosis ketiga.
Sebagai bagian dari uji coba, data dari 3,2 juta orang dianalisis. Peserta adalah semua orang dewasa di Inggris yang menerima dosis booster Pfizer atau Moderna antara Oktober 2021 hingga Februari 2022, yang telah menerima dosis pertama dan kedua dari Pfizer atau AstraZeneca.
Tim membandingkan informasi ini dengan tes positif Covid-19, angka masuk rumah sakit terkait Covid-19, kematian terkait Covid-19, dan kematian terkait non-Covid-19 pada 20 pekan setelah dosis booster. Mereka menemukan bahwa setelah booster, keparahan penyakit atau kematian akibat Covid-19 jarang terjadi.
Lebih khusus lagi, ada 84 kematian di seluruh penelitian dalam 20 pekan setelah booster, setara dengan satu dari setiap 38.500 orang. Namun, diketahui bahwa risikonya lebih tinggi di antara mereka yang menggunakan booster Pfizer dibandingkan dengan Moderna.
"Hasil terkait COVID-19 setelah vaksinasi dengan BNT162b2 atau mRNA-1273 sebagai dosis ketiga jarang terjadi, meskipun risikonya diperkirakan lebih tinggi untuk BNT162b2 dibandingkan dengan mRNA-1273," kata peneliti seperti dilansir laman Express, Senin (27/3/2023).
Temuan ini secara luas konsisten di seluruh subkelompok. Ini merupakan perbedaan penting pada tingkat populasi, akan tetapi terbukti bahwa booster lebih diminati oleh masyarakat.