REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Italia mengecam kesepakatan antara Jerman dan Uni Eropa mengenai kendaraan dengan mesin pembakaran, lapor media setempat, pada Senin (27/3/2023).
Seraya menunjuk kesepakatan yang diumumkan Sabtu (25/3/2023) yang membuat penjualan mobil-mobil dengan mesin pembakaran terus berlangsung setelah 2035 dengan syarat menggunakan bahan bakar sintetis netral karbon, Menteri Lingkungan Hidup Italia Pichetto Fratin menilai "Komisi (Uni Eropa) tak mempertimbangkan pengurangan biofuel seperti diminta Italia," kata kantor berita ANSA.
"Kami harap ini bukan berarti Eropa tidak masuk akal dan tidak mendengar seruan yang disampaikannegara yang bertekad memenuhi tujuan yang akan membawa Eropa menjadi benua yang netral energi pada 2050," sambung Fratin.
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Infrastruktur Italia Matteo Salvini juga meminta Uni Eropa agar menggolongkan biofuel sebagai salah satu bahan bakar hijau. "Tujuan kami adalah melindungi lingkungan dan menyelamatkan ribuan lapangan kerja dan perusahaan di Italia dan di Eropa, ketimbang menyerahkannya kepada China. Permainan belumlah berakhir," kata dia.
Luca Squeri, seorang deputi senior pada partai Forza Italia yang menjadi mitra koalisi pemerintah, menyebut kesepakatan tersebut sama sekali tak bisa ditoleransi. "Itu adalah kesepakatan yang ditakdirkan tidak hanya untuk merusak Italia tetapi juga seluruh Eropa," kata Squeri.