REPUBLIKA.CO.ID,KHARTOUM -- Saat ini umat Muslim di seluruh dunia tengah menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Di bulan suci penuh berkah ini, sejumlah jajanan dan minuman khas pun bermunculan, tak terkecuali di Sudan.
Seperti yang dilakukan generasi Sudan sebelumnya, Wissal Abdel Ghany berjongkok di samping bara api dan menyiapkan minuman tradisional. Minuman favorit pelepas dahaga ini hanya bisa dinikmati selama bulan puasa Ramadhan.
Minuman khas bernama 'helo-murr', yang berarti pahit, ini dibuat dengan susah payah. Sajian ini merupakan minuman yang identik dengan bulan suci Islam dan dapat ditemukan di hampir setiap meja di seluruh negara Afrika timur laut pada saat berbuka.
“Tanpa minuman tersebut, meja kami akan terasa kosong,” kata Abdel Ghany yang mengenakan jilbab jingga cerah, dikutip di Jordan Times, Senin (27/3/2023).
Ia membuat minuman tradisional ini di sebuah ruangan kecil di desa Om Eshr, pinggiran ibu kota Khartoum. Di sekelilingnya terdapat sekelompok kecil wanita yang sibuk mengorek dan menyebarkan campuran, sebelum menyajikan cairan itu dalam gelas bening.
Minuman ini telah memuaskan dahaga warga Sudan lebih cepat selama beberapa dekade. Wanita berusia 43 tahun ini menyebut resep minuman tersebut telah diwariskan dari ibu dan nenek mereka.
Bahan dasar jagung dipanen dan dibiarkan kering di bawah sinar matahari, sebelum digiling dan dicampur dengan rempah-rempah. Beberapa yang digunakan adalah fenugreek, jinten, atau bahkan kembang sepatu selaku minuman Ramadan penting lainnya di Sudan.
Campuran ini kemudian direndam dalam gula dan air selama beberapa hari. Abdel Ghany pun menyebarkan lapisan pasta coklat tebal di atas piring panggangan di atas bara api kayu, memasaknya hingga menjadi tipis dan berwarna kulit.
Lapisan seperti crepe yang dihasilkan dari proses ini kemudian dilepas dari piring dan disimpan. Nantinya, lapisan ini siap direndam pada langkah terakhir untuk menjadi minuman favorit warga Sudan.
Disajikan sedingin mungkin, minuman ini adalah salah satu dari banyak cara yang membuat orang Sudan berpuasa menjadi lebih dingin. Hal ini merupakan tantangan yang signifikan di salah satu negara terpanas di dunia.
Puasa siang hari di bulan Ramadhan adalah salah satu dari lima rukun Islam. Muslim yang taat akan menahan diri dari makan dan minum dari fajar hingga senja, setelah itu mereka berkumpul dengan keluarga dan teman untuk berbuka puasa.
Di Sudan, minuman helo-merr ini sangat identik dengan Ramadhan. Bahkan, kedutaan AS di Sudan pun menggunakan Twitter untuk promosi ketika stafnya membuatnya, dengan para diplomat memegang sendok kayu di atas bara dan menyesap cairan kuning.
Abdel Ghany mengatakan menyiapkan cairan tersebut adalah upaya kolektif. "Hal ini menyatukan saudara dan teman. Kami membuatnya bersama untuk berbagi di antara kami sendiri,” ujar dia.
Di kota-kota Sudan, lanjut dia, beberapa orang tidak membuatnya sendiri. Namun mereka masih harus menyediakan untuk makan malam, sehingga mereka memilih untuk membeli yang sudah jadi.
Bagi Abdel Ghany, persiapan helo-murr dan bulan suci tidak bisa dipisahkan. Ia menyebut yang diperlukan hanyalah aroma khas dari proses pembuatan minuman itu yang keluar dari rumah, untuk mengetahui bahwa Ramadhan telah tiba.
Sumber:
https://jordantimes.com/news/region/sudans-specialty-%E2%80%98bittersweet%E2%80%99-ramadan-drink