Senin 27 Mar 2023 12:29 WIB

Trump Serang Lawan Politik dan Jaksa AS di Kampanye Pertama

Trump menyerang lawannya di Partai Republik dan jaksa yang mengerjakan kasusnya

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Donald Trump menggunakan kampanye pertamanya dalam pemilihan presiden 2024 dengan menyerang lawannya di Partai Republik, Ron DeSantis dan jaksa yang mengerjakan kasusnya.
Foto: AP Photo/Ron Johnson
Donald Trump menggunakan kampanye pertamanya dalam pemilihan presiden 2024 dengan menyerang lawannya di Partai Republik, Ron DeSantis dan jaksa yang mengerjakan kasusnya.

REPUBLIKA.CO.ID, WACO -- Donald Trump menggunakan kampanye pertamanya dalam pemilihan presiden 2024 dengan menyerang lawannya di Partai Republik, Ron DeSantis dan jaksa yang mengerjakan kasusnya. Ia menyamakan penyelidikan terhadapnya dengan "pertunjukan horor Stalinis di Rusia."

Di hadapan beberapa ribu pendukung fanatiknya, Trump menghabiskan sebagian besar pidato yang berlangsung selama dua jam dengan menyerang sejumlah penyelidikan terhadapnya. Ia menuduh penyelidikan-penyelidikan tersebut bermotif politik.

Baca Juga

Tanpa memberikan bukti yang kuat, kandidat dari Partai Republik itu menuduh pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden merancang penyelidikan-penyelidikan itu untuk menghalanginya ikut pemilihan presiden. Sejumlah pendukung Trump membawa papan yang bertuliskan "WITCH HUNT."

"Rezim Biden yang menggunakan penegak hukum sebagai senjata terhadap lawan politiknya seperti pertunjukan horor Stalinis Rusia, sejak awal ini hanya satu witch hunt (tuduhan palsu) dan penyelidikan palsu ke yang lainnya," kata Trump, Ahad (26/3/2023).

Kejaksaan Manhattan menyelidiki Trump atas pelanggaran dana kampanye yang diawali tuduhan pemberian uang tutup mulut pada seorang aktris film dewasa menjelang pemilihan 2016. Jaksa khusus yang ditunjuk Departemen Kehakiman menyelidiki tuduhan Trump menimbun dokumen rahasia dan mendalangi rencana membatalkan hasil pemilihan 2020. Kejaksaan Negara Bagian Georgia juga menyelidiki tuduhan serupa.

Kampanye Trump di Waco, Texas, menandai 30 tahun penyerbuan agen federal ke sekte agama Branch Davidians yang menewaskan 86 orang termasuk empat penegak hukum. Banyak ekstremis kanan yang memandang penyerbuan itu sebagai momen terlalu ikut campurnya pemerintah.

Kritikus menilai kampanye itu sebagai bentuk dukungan Trump pada para pendukungnya dari ekstrem kanan. Juru bicara kampanye Trump mengatakan Waco dipilih sebagai kampanye pertama pemilihan presiden 2024 karena terletak di pusat-pusat populasi besar dan memiliki infrastruktur untuk menggelar kegiatan besar.

Trump tidak hanya menghadapi tantangan hukum. Ia juga menghadapi potensi persaingan ketat dengan Gubernur Florida Ron DeSantis dalam pemilihan kandidat presiden dari Partai Republik. Selain itu ada tanda-tanda dukungan terhadap Trump melemah setidaknya di beberapa tempat seperti New Hampshire.

"Saya bukan penggemar berat," kata Trump mengenai DeSantis.

"Florida sudah sangat sukses selama bertahun-tahun, jauh sebelum orang itu jadi gubernur," tambahnya.

Trump memanfaatkan kasus tutup mulut di New York untuk menggalang dana dan menarik pendukung. Pada Jumat (24/3/2023) lalu ia mengatakan AS menghadapi potensi "kematian dan kehancuran " bila ia didakwa. Retorika Trump telah ditolak beberapa orang dari partainya sendiri.

"Trump berjalan di atas kabel tanpa jaring pengaman, mengirim pesan ia tidak akan rugi dan bersedia untuk mengambil resiko berbahaya untuk menggalang dukungan," kata paka strategi Partai Republik Ron Bonjean di Washington.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement