Senin 27 Mar 2023 14:51 WIB

Pakai Cotton Bud untuk Bersihkan Telinga? Bukannya Bersih, Kotoran Justru Makin Masuk

Menurut dokter, cotton bad tak menghilangkan kotoran berlebih di telinga.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Qommarria Rostanti
Membersihkan telinga (ilustrasi). Membersihkan telinga dengan cotton bud tidak disarankan karena dapat membahayakan telinga.
Foto: Boldsky
Membersihkan telinga (ilustrasi). Membersihkan telinga dengan cotton bud tidak disarankan karena dapat membahayakan telinga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kotoran telinga mungkin terasa tidak nyaman dan tidak sedap dipandang. Namun siapa sangka, itu punya fungsi dalam tubuh seperti membantu melindungi saluran telinga dari infeksi, kelembapan, cedera, dan benda asing.

Seorang dokter audiologi dan anggota Dewan Penasihat Kesehatan Forbes, Amy Sarow, mengatakan, telinga mampu membersihkan dirinya sendiri. Alat pendengaran itu bekerja seperti sabuk konveyor alami, mendorong kotoran keluar menuju pintu masuk liang telinga.

Baca Juga

“Saat kita memasukkan benda asing seperti cotton bud ke dalam telinga, beberapa konsekuensi yang tidak diinginkan dapat terjadi,” ujar Sarow dikutip dari laman Best Life, Jumat (24/3/2023).

Konsekuensi itu sering datang dalam bentuk cedera. Penyeka berujung kapas dapat menyebabkan kerusakan serius pada gendang telinga dan tulang telinga.

Sarow mengatakan, cotton bud tidak menghilangkan kotoran berlebih tapi justru mendorong kotoran masuk lebih jauh ke dalam telinga. Kotoran dapat menumpuk dan menyebabkan impaksi lilin.

Impaksi adalah masalah umum yang terjadi ketika kotoran telinga menumpuk di liang telinga. Ini sangat umum terjadi pada orang dewasa yang lebih tua. Menurut Cedars Sinai di Los Angeles, tekstur kotoran telinga cenderung menjadi lebih keras seiring bertambahnya usia. Gejala impaksi kotoran telinga meliputi gangguan pendengaran, sakit telinga, pusing, telinga berdenging, atau rasa penuh di telinga.

Sarow memperingatkan, penggunaan cotton bud untuk telinga dapat menyebabkan cedera, terutama bila digunakan untuk menggali jauh ke dalam liang telinga.

“Saya memiliki pasien yang terkejut saat menggunakan cotton bud dan secara tidak sengaja menusuk gendang telinga mereka,” kata dia.

Dia mengatakan, sering kali pasien membersihkan telinganya untuk mengantisipasi janji temu dengan dokter atau spesialis pendengaran. Dia mengatakan, ini terlihat dari luka baru di saluran telinga saat memeriksa telinga mereka dengan otoskop.

“Penggunaan cotton bud yang agresif dapat menyebabkan pendarahan atau iritasi, yang dapat menyebabkan infeksi,” ujarnya.

Konsekuensi umum lainnya adalah menyebabkan gatal. Harvard Health Publishing menjelaskan, tes telah menunjukkan bahwa kotoran telinga memiliki sifat antibakteri dan antijamur. “Jika telinga tidak memiliki cukup kotoran telinga, kemungkinan besar akan terasa gatal dan tidak nyaman,” kata Harvard Health Publishing.

Sarow mencatat bahwa biasanya memiliki cukup kotoran di telinga Anda penting untuk menjaga jumlah kelembapan yang tepat di saluran telinga. “Menghapus terlalu banyak lilin atau mendorongnya lebih jauh ke satu area terkonsentrasi dapat menyebabkan kekeringan dan iritasi,” ujarnya.

Cara membersihkan telinga yang baik

Anda tidak boleh menggunakan cotton bud untuk menggali kotoran jauh di dalam liang telinga. Sementara itu, beberapa ahli mengatakan tidak apa-apa menggunakan kapas dengan hati-hati untuk membersihkan bagian luar telinga.

Sebagai gantinya, ahli di Allergy & THT Associates merekomendasikan alternatif yang lebih aman yaitu menggunakan lap mandi hangat dan basah. Kemudian bersihkan bagian luar telinga Anda.

“Setelah selesai, gunakan lap mandi lain untuk mengeringkan telinga Anda. Menggunakan lap mandi untuk telinga adalah cara proaktif yang baik buat menjaga telinga Anda tetap bersih dan membantu mencegah infeksi telinga,” ujar ahli.

Jika setelah itu ada kotoran berlebih yang menimbulkan rasa tidak nyaman, gangguan pendengaran, atau gejala lainnya, maka sudah saatnya Anda berbicara dengan dokter.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement