REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Aniaya adalah perbuatan bengis seperti melakukan penyiksaan atau penindasan. Ali bin Abi Thalib pernah membuat syair yang mengingatkan seseorang agar tidak berlaku aniaya, karena akan berujung penyesalan.
"Janganlah kamu berlaku aniaya jika kamu mampu berlaku adil, karena tindakan aniaya itu berujung pada penyesalan."
"Kamu tidur, sementara orang yang teraniaya tetap terjaga, ia memohon agar kamu celaka dan mata Allah tidak pernah tidur."
Nama lengkapnya adalah Ali bin Abi Thalib Ibn Abdul Muthalib ibn Hasyim Al-Quraisy Al-Hasyimi biasa dipanggil Abu Hasan. Rasulullah SAW memanggilnya Abu Turab.
Ali bin Abi Thalib lahir di Makkah 32 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW atau 10 tahun sebelum pengangkatan Nabi Muhammad SAW menjadi Rasul.
Ali bin Abi Thalib adalah putra paman Nabi Muhammad SAW yang berwajah tampan, warna kulitnya coklat, matanya lebar, dan kedua bola matanya sangat hitam, bahunya lebar, kedua tangannya kekar, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek serta murah senyum.
Ali bin Abi Thalib sama sekali tidak tercemari dengan noda-noda jahiliyah. Ali bin Abi Thalib adalah anak kecil yang pertama masuk Islam, tepatnya dua hari setelah Rasulullah SAW menerima wahyu. Saat itu, Ali bin Abi Thalib baru berusia 10 tahun.
Ali bin Abi Thalib adalah orang pertama yang mengorbankan dirinya demi memperjuangkan agama Islam. Pada malam hijrah, Rasulullah SAW menugasinya untuk tidur di tempat tidur Rasulullah SAW. Ali bin Abi Thalib juga ditugaskan Nabi Muhammad SAW untuk mengembalikan barang-barang kepada orang-orang musyrik pada pagi harinya.
Ali bin Abi Thalib termasuk salah satu di antara sahabat Nabi Muhammad SAW yang diberitakan oleh Nabi Muhammad SAW akan masuk surga.
Ali bin Abi Thalib pernah ditugaskan untuk membawa panji Rasulullah SAW dalam berbagai peperangan. Rasulullah SAW juga pernah mendelegasikannya untuk membacakan sebuah surah dalam Alquran di hadapan kaum Muslimin pada musim haji tahun 9 Hijriyah.
Rasulullah SAW pernah berdoa untuk Ali bin Abi Thalib. "Ya Allah tetapkanlah lisannya dan bimbinglah hatinya." (HR Ahmad dan Al Hakim)
Nabi Muhammad SAW menjadikan Ali bin Abi Thalib sebagai saudaranya ketika beliau mempersaudarakan kaum muslimin di Makkah sebelum hijrah. Rasulullah mengatakan kepada Ali bin Abi Thalib, "Kamu adalah saudaraku di dunia dan akhirat." (HR At-Tirmidzi)
Pada perang khaibar, Rasulullah mengatakan di hadapan para sahabat, "Besok panji akan kuserahkan kepada orang yang di tangannyalah Allah memberikan kemenangan, ia mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan Allah dan Rasul-Nya mencintainya."
Ali bin Abi Thalib adalah orang yang diserahi panji tersebut. Dilansir dari buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah yang ditulis Syaikh Muhammad Sa'id Mursi dan diterjemahkan Khoirul Amru Harahap Lc dan Achmad Faozan Lc serta diterbitkan ulang Pustaka Al-Kautsar, 2007.