REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam operasi pasar bekerja sama dengan penyalur MinyaKita telah mendistribusikan sebanyak 236.632 liter minyak goreng kepada pedagang di daerah itu.
"Kegiatan operasi pasar minyak goreng rakyat kepada pedagang di pasar telah dilaksanakan dari 15 Februari sampai 14 Maret 2023," kata Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul Agus Sulistiyana di Bantul.
Menurut dia, realisasi distribusi MinyaKita ke pedagang pasar Bantul pada operasi pasar itu dengan menggandeng tiga distributor minyak goreng tersebut, dengan total pasar yang menjadi sasaran sebanyak 30 pasar rakyat se-Bantul.
Pasar rakyat yang menerima distribusi minyak goreng terbanyak ada di Pasar Niten sebanyak 19.836 liter atau 1.653 krat, kemudian Pasar Bantul 18 ribu liter atau 1.500 krat, dan Pasar Pleret Jejeran sebanyak 15.384 liter atau 1.282 krat.
Kegiatan operasi pasar ini sebagai program stabilisasi harga minyak goreng rakyat menghadapi bulan Ramadhan 1444 Hijriah. Menyusul kenaikan harga minyak goreng sejak Desember 2022, baik minyak kemasan premium dan curah hingga saat ini.
Dijelaskan, sesuai edaran Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Nomor 03 Tahun 2023 tentang Pedoman Penjualan Minyak Goreng Rakyat, disebutkan tiga butir pedoman yang harus ditaati produsen, distributor hingga pengecer.
"Pertama, penjualan minyak goreng rakyat harus mematuhi harga eceran tertinggi (HET) Rp 14 ribu per kilogram sampai di konsumen," katanya.
Kemudian, penjualan minyak goreng rakyat dilarang menggunakan mekanisme 'bundling' dengan produk lainnya. "Dan penjualan minyak goreng rakyat oleh pengecer kepada konsumen paling banyak 10 kg per orang per hari untuk minyak goreng curah, dan dua liter per orang per hari untuk MinyaKita," ujar dia.