REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Bali menyalurkan sekitar 60 persen atau Rp750 juta dari total penerimaan zakat pada 2022 sebesar Rp1,25 miliar untuk bantuan pendidikan. "Banyak siswa dan mahasiswa yang kurang mampu harus dibantu," kata Wakil Ketua Baznas Bali Ujang Eddy Alminangkabawi di Denpasar, Senin (27/3/2023).
Ia menyebutkan, total ada 46 pelajar SMA dan mahasiswa diberi bantuan oleh Baznas Provinsi Bali. Sedangkan pelajar tingkat SD dan SMP diberi bantuan oleh Baznas tingkat kabupaten/kota di Bali.
"Bantuan kepada pelajar dan mahasiswa tersebut masuk dalam program bantuan Bali Cerdas," katanya.
Selain bantuan pendidikan, lanjut dia, penerimaan zakat juga disalurkan untuk kegiatan agama Islam dan bantuan bedah rumah tidak layak huni di antaranya kepada pemuka agama Islam. "Total ada 55 bangunan yang direnovasi bekerja sama dengan Baznas Pusat di sejumlah titik di Bali di antaranya Kabupaten Jembrana, Buleleng, Karangasem, dan Tabanan," katanya.
Ia menjelaskan, bantuan bedah rumah per unit itusebesar Rp65 juta, terdiri atas Rp25 juta dari Baznas Pusat dan Rp40 juta dari Baznas Bali. Di sisi lain, lanjut dia, pandemi COVID-19 berdampak signifikan pada penerimaan zakat di Pulau Dewata yang sempat menurun drastis. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi di Bali ketika dihantam pandemi COVID-19 terpuruk paling dalam di Tanah Air dengan kontraksi hingga minus sembilan persen.
"Akibatnya, penerimaan zakat juga terpengaruh, bahkan pada 2021 zakat hanya mencapai Rp800 juta sehingga penyaluran bantuan sosial dan program keagamaan tidak berjalan optimal," katanya..
Baznas Bali berharap penerimaan zakat pada 2023 tercapai sesuai target Rp5 miliar karena pertumbuhan ekonomi Bali yang mulai pulih seiring terkendalinya kasus pandemi COVID-19 dan mulai meningkatnya kunjungan wisatawan domestik danmancanegara.
Ia mengemukakan, inovasi penerimaan zakat dilakukan dengan menambah penyaluran penerimaan zakat di antaranya transfer bank dan pembayaran melalui kode batang atau barcode dengan QRIS.