REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Pejabat Polandia dan Uni Eropa pada Senin (27/3/2023) membahas pembuatan amunisi artileri sebagai bagian dari program baru senilai 2 miliar euro atau 2,2 miliar dolar AS. Amunisi artileri ini akan dipasok ke Ukraina untuk melawan invasi pasukan Rusia dan mengisi kembali stok di Eropa yang semakin menipis.
Komisaris Pasar Internal Uni Eropa, Thierry Breton mengunjungi pabrik amunisi DEZAMET S.A. di Nowa Deba, Polandia tenggara. Breton didampingi oleh Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki dan Menteri Pertahanan Mariusz Blaszczak.
Kunjungan itu dilakukan beberapa hari setelah Brussels mengumumkan program untuk mengganti uang negara-negara yang menawarkan amunisi artileri ke Ukraina dari dana 1 miliar euro atau 1,1 miliar dolar AS. Program ini juga bertujuan untuk membelanjakan jumlah yang sama dalam meningkatkan produksi di 11 negara dengan kapasitas produksi tersebut.
Breton mengatakan, Uni Eropa bertekad untuk segera melakukan upaya sehubungan dengan konflik di Ukraina diperkirakan akan berlarut-larut. Dia juga mendorong negara-negara Uni Eropa lainnya untuk mentransfer amunisi ke Ukraina sesegera mungkin.
Morawiecki mengatakan, amunisi adalah persenjataan yang paling dibutuhkan oleh angkatan bersenjata Ukraina. Kiev dijadwalkan menerima satu juta peluru akhir tahun ini.
Dia mengatakan, Ukraina menggunakan hingga 6.000 peluru artileri setiap hari. Jumlah tersebut cenderung lebih kecil dibandingkan dengan pasukan Rusia yang menggunakan 50.000 butir berbagai jenis amunisi per hari.
Para pejabat mengatakan Eropa perlu segera meningkatkan produksi amunisinya. Eropa juga mendesak negara-negara anggota untuk mentransfer stok amunisi mereka ke Ukraina.