Selasa 28 Mar 2023 09:42 WIB

Panglima Laot: Kapal Pengangkut 184 Imigran Rohingya ke Aceh Kabur

Para imigran ini mengaku meninggalkan Myanmar untuk menuju ke Malaysia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Pengungsi Rohingya  beristirahat di dalam masjid yang dijadikan tempat penampungan sementara setelah mereka mendarat di Kuala Matang Peulawi, Provinsi Aceh, Senin ( 27/3/2023).
Foto: AP Photo/Hafiza
Pengungsi Rohingya beristirahat di dalam masjid yang dijadikan tempat penampungan sementara setelah mereka mendarat di Kuala Matang Peulawi, Provinsi Aceh, Senin ( 27/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Lembaga Panglima Laot (Laut) Aceh menyatakan kapal yang mengangkut 184 imigran Rohingya ke pantai Kabupaten Aceh Timur langsung kabur setelah menurunkan para imigran tersebut. "Betul, kapal kabur setelah menurunkan mereka (184 imigran Rohingya ke Aceh Timur, red)," kata Sekretaris Panglima Laot Aceh Miftach Tjut Adekdi Banda Aceh, Senin (27/3/2023).

Sebanyak 184 imigran Rohingya terdampar di Kuala Matang Peulawi, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur. Senin. Mereka tiba di tempat itu setelah diturunkan dari sebuah kapal sekira pukul 04.00 WIB.

Baca Juga

Sebanyak 184 imigran Rohingya, terdiri atas 94 laki-laki, 70 perempuana dan 20 anak. Saat ini mereka dibawa dan diamankan ke Kompleks Masjid Raudhatul Jannah di Matang Peulawi, Kabupaten Aceh Timur.

Ia menyampaikan peristiwa kapal yang membawa mereka kabur seperti itu sudah dua kali terjadi di Aceh. Peristiwa pertama di wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya dengan 21 imigran, sedangkan pada Senin (27/3/2023) di Aceh Timur, di mana mereka akhirnya harus berenang hingga bibir pantai.

Sebanyak 21 imigran Rohingnya yang ditemukan warga di areal persawahan Desa Padang Kawa, Kecamatan Tangan-Tangan,Kabupaten Aceh Barat Daya, saat ini sudah ditampung sementara diUPTD Sosial Ladong, Aceh Besar.

"Sudah dua kali kejadiannya, pertama di Abdya(Kabupaten Aceh Barat Daya), itu yang menjadi modus yang akan bermasalah dengan hukum," ujar dia.

Panglima Laot merupakan lembaga adat laut Aceh yang membawahi nelayan di daerah tersebut. Semua permasalahan yang berhubungan dengan laut di Aceh tidak terlepas dari wewenang lembaga tersebut.

Para imigran Rohingya yang terdampar di Aceh Timur juga telah mengaku bahwa mereka dipaksa turun oleh tekong dari kapal. Padahal tujuan utamanya ke Malaysia.

"Tujuan kami mau ke Malaysia dari Myanmar. Kata tekong, kami sudah sampai sehingga kami diminta segera turun," kata salah seorang imigran Rohingya,Ali, dalam bahasa Melayu.

Setelah itu, ia bersama seratusan pengungsi lainnya, termasuk anak-anak dan perempuan, akhirnya berenang ke daratan, sedangkan kapal yang membawa mereka langsung pergi "Saat itu kondisinya masih gelap. Kami semua berenang ke daratan untuk menyelamatkan diri. Hingga kami dibawa ke tempat ini," kata dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement